HOLOPIS.COM, NTT – Pengamat Hukum dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Aksi Sinurat mengungkapkan keprihatinannya terkait dengan konsistensi aparat penegakan hukum.
Dimana salah satunya terkait kasus Rumput Odot yang terkendala karena adanya pendekatan-pendekatan tertentu hingga menjadi kendala.
“Kadang saya merasa sedih dengan penegak hukum seperti ini. Kita orang awam seharusnya bisa melihat sejauh mana penegakan hukum telah dilakukan dengan konsistensi oleh pihak berwenang, terutama kepolisian,” kata Aksi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (31/5).
Aksi Sinurat kemudian juga menyoroti pentingnya agar kepolisian tidak terpengaruh oleh faktor-faktor seperti kedekatan personal atau hubungan kenalan dalam menjalankan tugas penegakan hukum. “Penegakan hukum harus dilakukan tanpa pandang bulu. Kita harus memastikan bahwa negara kita adalah negara hukum,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa penegakan hukum yang konsisten akan memberikan contoh dan menjadi teladan bagi masyarakat.
“Meskipun terdapat berbagai pertimbangan, penegakan hukum haruslah berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan,” imbuhnya.
Selain itu, Aksi juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi apatisnya masyarakat terhadap penegakan hukum jika tidak ada konsistensi dalam penindakan terhadap pelanggaran hukum.
“Apatisnya masyarakat terhadap penegakan hukum bisa menjadi indikator bahwa sistem penegakan hukum kita sedang mengalami kemerosotan,” tukasnya.
Di sisi lain, Aksi menekankan pentingnya menghindari politisasi informasi dan memastikan bahwa semua himbauan dari pihak berwenang benar-benar dijalankan tanpa adanya manipulasi. “Kita harus mencari kebenaran yang sesungguhnya dan tidak terjebak dalam permainan politik yang bisa merugikan masyarakat,” tandasnya.