Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kasus pembunuhan Vina yang semakin viral membuat banyak masyarakat semakin gencar membahas soal kerasukan atau kesurupan. Hal itu lantaran teman mendiang Vina, Linda, bersikap kesurupan seolah-olah ia dirasuki arwah Vina dan menceritakan kronologi pembunuhan Vina.

Namun, seiring berjalannya waktu, banyak masyarakat Indonesia yang mulai meragukan keaslian kesurupan. Ada yang mengklaim bahwa pihak tertentu hanya ingin mendulang popularitas, dan ada pula yang menyamakan kondisi seseorang kesurupan dengan penyakit mental yang sangat parah seperti skizofrenia.

Apakah ada kaitannya kesurupan dan skizofrenia dalam ilmu Psikologi?

Kesurupan dan skizofrenia adalah dua kondisi yang seringkali menjadi fokus perhatian dalam bidang psikologi. Meskipun keduanya memiliki gejala yang berbeda, ada beberapa perspektif psikologis yang menghubungkan kedua kondisi ini.

Kesurupan, atau yang sering disebut juga sebagai “possession” dalam konteks psikologis, merupakan kondisi di mana seseorang mengalami perubahan perilaku, kepercayaan, atau pengalaman yang dianggap sebagai manifestasi dari keberadaan entitas gaib atau roh. Fenomena ini sering ditemukan dalam berbagai budaya dan kepercayaan spiritual di seluruh dunia, dan sering kali dikaitkan dengan konteks keagamaan atau tradisional.

Skizofrenia: Gangguan Mental yang Kompleks

Skizofrenia, di sisi lain, adalah gangguan mental yang kompleks yang memengaruhi persepsi, pikiran, emosi, dan perilaku seseorang. Gejala skizofrenia dapat bervariasi, termasuk halusinasi auditori dan visual, delusi, gangguan pemikiran, serta perubahan perilaku yang signifikan.

Meskipun pada pandangan pertama, kesurupan dan skizofrenia mungkin tampak sebagai dua fenomena yang berbeda secara mendasar.

Kesimpulan

Meskipun ada beberapa perspektif yang menghubungkan kesurupan dengan skizofrenia dalam konteks psikologis, penting untuk diingat bahwa kedua kondisi ini memiliki karakteristik dan mekanisme yang unik.

Studi lebih lanjut dan penelitian lanjutan diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara kedua fenomena ini, serta implikasinya dalam diagnosis, penanganan, dan intervensi klinis.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam, para profesional kesehatan mental dapat memberikan dukungan yang lebih efektif bagi individu yang mengalami kesulitan psikologis yang kompleks ini.