HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi membuka peluang untuk menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras, setelah relaksasi HET berakhir pada 31 Mei 2024.
Arief menyampaikan, bahwa penetapan HET beras dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi petani, sekaligus kemampuan konsumen. Menurutnya, kenaikan HET dibutuhkan untuk menjaga harga beras, seiring dengan berakhirnya masa panen raya.
“Sekarang harga sudah kembali baik. Kami berupaya agar dari hulu hingga hilir seimbang,” katanya dalam keterangannya seperti dikutip Holopis.com, Rabu (22/5).
Arief belum menyebutkan angka pasti HET beras yang baru. Namun ia memastikan angka relaksasi HET beras saat ini yang Rp14.900 akan menjadi angka minimal.
“Harga minimal Rp14.900 itu,” ujarnya.
Dalam menetapkan HET beras, Arief menegaskan bahwa pihaknya membutuhkan waktu untuk berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya.
Namun ia kembali menegaskan, penentuan HET beras akan mempertimbangkan kondisi dan situasi petani sekaligus konsumen.
“Pertimbangan utama adalah petani dengan melihat cost production dan variable cost. Baru kita lihat kondisi konsumen atau hilirnya,” terang dia.
Meskipun HET beras akan dinaikkan, Arief memastikan masyarakat kurang mampu tidak akan terbebani dengan hal tersebut. Pasalnya, sudah ada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang mendapat bantuan pangan berupa 10 kg beras setiap bulan.
Dia pun mengklaim, program bantuan pangan tersebut telah membantu setidaknya 66 juta masyarakat, dengan asumsi satu keluarga beranggotakan tiga orang. Selain itu, adapula program beras murah yang bisa membantu masyarakat kalangan menengah.
“Masyarakat bawah sudah terbantu,” ujarnya.