HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) membawa setidaknya 62 ton obat-obatan dari Tanah Air untuk menjaga kesehatan para jemaah yang tengah menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
Kasie Kesehatan KKHI Madinah, Muhammad Firdaus mengatakan, pengadaan obat-obatan tersebut sudah memperhitungkan pola penyakit dan jumlah kebutuhan yang diperlukan.
“Ada kebutuhan obat yang sifatnya vital, ada esensial, dan non esensial. Kalau vital itu ada penambahan sekitar 20 persen, vital misalnya jantung tambah 20 persen, esensial 20 persen, dan vitamin cukup 5 persen,” kata Firdaus dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (13/5).
Menurut Firdaus, penyakit yang paling banyak diderita jemaah haji pada tahun lalu adalah hipertensi, gangguan dislipidemia (gangguan lemak dan kolesterol), dan diabetes mellitus.
Adapun obat sebanyak 62 ton yang telah disiapkan pemerintah, kata dia, berasal dari stok obat yang terisisa pada pelaksanaan haji tahun 2023 lalu, dan penambahan kebutuhan obat di tahun 2024 ini.
“Jika nanti masih ada sisa, akan dilakukan stok opname lagi untuk kebutuhan 2025,” ujarnya.
Lebih lanjut, Firdaus menuturkan bahwa pihaknya di KKHI Madinah memiliki 26 dokter, termasuk dokter spesialis, dan 36 perawat.
Di Madinah juga telah tersedia fasilitas ruang Unit Gawat Darurat (UGD) yang memiliki 10 tempat tidur, ruang High Care Unit (HCU) dengan kapasitas delapan tempat tidur, serta ruang ruang rawat inap.
Dijelaskan olehnya, ruang rawat inap itu khusus untuk laki-laki dan perempuan, dimana masing-masing memiliki kapasitas delapan belas tempat tidur. KKHI juga menyediakan ruang khusus psikiatri yang memiliki delapan tempat tidur.
“Ruang khusus psikiatri ini selalu terisi. Kasusnya macam-macam, ada gangguan jiwa,” ujarnya.
Ia menjelaskan, para calon jemaah haji sebenarnya telah menjalani screening kesehatan sebelum melunasi biaya perjalanan ibadah haji. Namun karena adanya tekanan hingga cuaca yang panas, membuat gangguan kejiwaan muncul.