HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pagelaran mewah Met Gala 2024 yang diselenggarakan pada hari Senin (6/5) membuat warga internasional marah dan muak. Bukan karena penampilan selebriti favorit mereka kurang memuaskan, namun acara mewah itu dilaksanakan di hari saat Israel menyerang Rafah.
Para netizen pun langsung membandingkan keadaan miris itu dengan film populer Hunger Games.
Di mana film Hunger Games menceritakan penindasan wilayah-wilayah kaya terhadap wilayah lemah dan miskin, serta tetap hidup mewah tanpa memperdulikan penderitaan orang lain.
“We are living in the hunger games (kita hidup di dunia Hunger Games), kata pemilik akun Twitter @Partisangirl, dikutip Holopis.com, Kamis (9/5).
Di foto yang terunggah, aktris Zendaya tampil mewah dengan kostum unik dan berlebihan berwarna biru dan hijau serta riasan yang mencolok.
We are living in the hunger games. #Rafah #MetGala pic.twitter.com/8BZXY1poyl
— Syrian Girl ???????? (@Partisangirl) May 7, 2024
Sementara itu foto di sebelahnya terlihat anak perempuan kecil sedang teriak menangis dengan debu-debu bekas reruntuhan di sekujur tubuhnya.
Sementara itu pengguna akun Twitter lainnya membandingkan video seorang artis dibantu menaiki tangga dan video seorang ayah menggendong anaknya yang meninggal dunia.
“Ke mana media fokus? Bukan di Rafah. Seorang selebriti tak bisa jalan di gaun ketat di Met Gala lebih banyak diliput dibandingkan seorang ayah menggendong anaknya yang meninggal dunia di Rafah,” kata akun Twitter @Kahlissee.
Netizen lainnya pun sangat setuju membandingkan dunia nyata layaknya film Hunger Games. Dimana wilayah fiksi Capital mirip seperti Met Gala, para selebriti berlomba mengenakan pakaian dan perhiasan mahal.
“Met Gala itu seperti ibu kota Panem di Hunger Games. Orang-orang sekarat di seluruh dunia, dan ada selebriti yang berlomba dengan perhiasan dan pakaian mahal,” kata @We_The_Free84.
Where is the media focused?
Not on RAFAH.
A celebrity unable to walk in a tight dress at the Met Gala gets more coverage than the father carrying his dead child in Rafah.
This is media complicity in Genocide.
Please keep sharing.
ALL EYES ON RAFAHpic.twitter.com/5pV78FJRrF
— Khalissee (@Kahlissee) May 7, 2024
Sebagai informasi, serangan Hamas pada 7 Oktober telah menyebabkan 1.170 warga Israel meninggal dunia. Sementara serangan balasan yang dilakukan Israel di Palestina saat ini sudah menewaskan setidaknya 34.654 orang, dimana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Rafah pun menjadi wilayah aman terakhir di Palestina yang saat ini akan diratakan oleh Israel. Sebuah keputusan ekstrim PM Benjamin Netanyahu yang juga sudah tidak didukung Amerika Serikat.