HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, bahwa sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim pancaroba, yakni peralihan musim kemarau ke musim hujan.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat bahkan angin puting beliung, dan fenomena hujan es.
Andri menjelaskan, bahwa salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari, dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.
“Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan,” jelas Andri dalam keterangan resminya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (27/4).
Andri mengatakan karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil atau tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.
Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es.
“Dalam dua hingga tiga hari ke depan, potensi labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di hampir sebagian besar wilayah Indonesia,” katanya.
Untuk itu, Andri mengimbau masyarakat agar tetap tenang meski perlu untuk tetap waspada terhadap potensi bencana terutama banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi, serta tidak membuang sampah sembarangan guna mencegah terjadinya banjir.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing, khususnya di daerah-daerah yang memang rawan terjadi bencana.
“Pantau terus informasi peringatan dini cuaca melalui aplikasi infoBMKG untuk mendapatkan informasi yang lebih detail,” imbaunya.