HOLOPIS.COM, SULUT – Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kota Bitung, Sulawesi Utara menyebabkan ratusan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, menyebutkan setidaknya ada 43 kepala keluarga atau 162 warga memilih mengungsi.
“Para pengungsi berada di Gereja Lembah Yarden Mawali, Pasar Trasdisional Pintu Kota, Gereja Gemin Peitel Pintu Kota, SDN Pintu Kota, Pondok Informasi Kelurahan Binuang, Balai Kecamatan Manembo Nembo dan ke rumah kerabat yang lebih aman,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (9/4).
Abdul menjelaskan bahwa peristiwa itu menyebabkan sekitar 1.496 kepala keluarga atau 2.130 jiwa warga terdampak dan dua orang diantaranya alami luka sedang.
Pendataan terkini, 1.496 unit rumah terendam setinggi 50 sampai 100 centimeter. Sebanyak 20 unit rumah alami rusak berat dan 11 unit rumah alami rusak sedang.
“Sementara itu tujuh akses jalan tertimbun longsor dan material pohon tumbang,” ungkapnya.
Petugas di lokasi kemudian telah melakukan monitoring, mendirikan tenda posko dan pos lapangan serta melakukan pembersihan sisa material longsor. Sejumlah unsur lain turut bahu membahu dengan memberikan bantuan berupa pangan dan non pangan bagi warga terdampak.
Guna mempercepat penanganan darurat bencana, Walikota Bitung telah menerbitkan Surat Keputusan Tanggap Darurat Banjir Bandang, Banjir, Longsor dan Angin Kencang selama 14 hari, terhitung 7 sampai 21 April 2024.