PARIGI, HOLOPIS.COM – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 7 Oktober 2021 di Parigi, Sulawesi Tengah.
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kali ini mengangkat tema “Mencegah, Menghadapi dan Melawan Perundungan Digital”.
Program kali ini diikuti oleh 1.071 peserta serta menghadirkan empat narasumber terdiri dari psikolog, Astrid Wen, Ketua PGRI Provinsi Sulawesi Tengah, Syam Zaini; Room Division Manager, Eki Ferdian; dan Ketua Umum Siberkreasi, Yosi Mokalu. Adapun moderator adalah Vivi Zabkie. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Berikutnya, Astrid Wen menjadi pemateri pertama dengan paparan berjudul “Digital Ethics: Mencegah, Mendeteksi & Menyikapi Cyberbullying”.
Menurut Theraplay Practitioner ini, setiap orang harus berani menceritakan pengalamannya. “Berani bercerita artinya mengakui bahwa diri kita benar mengalami hal tersebut dan menerima kejadian tersebut menjadi bagian masa lalu,” katanya.
Selanjutnya, Yosi Mokalu mengupas materi berjudul “Keterampilan Digital dan Pembelajaran Digital”. Personel Project Pop ini mengatakan, literasi digital melahirkan sumber daya manusia yang makin cakap digital. Meski begitu, orangtua dan diri sendiri harus bersiap sebelum beradaptasi dengan dunia digital. “Salah satu alasan tidak mau beradaptasi karena tidak menganggap literasi digital hal penting,” tukasnya.
Pembicara selanjutnya, Syam Zaini menyampaikan presentasi bertajuk “Literasi Digital bagi Pendidik dan Peserta Didik di Era Digital”. Dia menerangkan, penggunaan alat digital dalam dunia pendidikan dapat memotivasi, mendukung, serta memfasilitasi pendidik dan peserta didik. “Kecakapan pendidik menjadi hal penting dalam rangka menghadapi pengajaran digital. Adapun bagi peserta didik, bisa melihat peluang dan memanfaatkan teknologi digital,” tuturnya.
Adapun Eki Ferdian, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema “Menganalisa Kasus Cyberbullying dan Cara Menghentikannya”. Dia mengatakan, cara menghentikan perundungan di dunia maya, misalnya mencari bantuan dengan bercerita ke orang yang dipercaya. “Di lain sisi, dukung teman yang menjadi korban perundungan, namun, hindari memperburuk keadaan. Lapor kepada orangtua dan guru tentang kejadian tersebut,” bebernya.
Selanjutnya, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut meriah oleh para peserta. Selain bisa bertanya langsung kepada para narasumber, peserta juga berkesempatan memperoleh uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.
“Apakah perilaku dirundung atau merundung saat masa kanak-kanak bisa berlanjut saat dewasa?” tanya Martha, salah satu peserta dari kegiatan Literasi Digital. Eki Ferdian mengatakan, perundungan adalah fenomena miris yang kini banyak terjadi di masyarakat dan harus dihentikan sejak dini. “Anak harus diberi pemahaman bahwa perundungan siber, baik menjadi pelaku maupun objek, bisa merusak kesehatan fisik dan mental hingga dewasa kelak,” katanya.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.