BALI, HOLOPIS. COM – Polri mengklaim bahwa pihaknya lebih mempercayai sistem keamanan desa adat ketimbang Ormas yang bersifat anarkis dalam mengantisipasi premanisme dan narkoba di provinsi Bali.

“Saya yakin Bali lebih tenang tanpa organisasi masyarakat yang mempertunjukkan tindakan-tindakan kekerasan yang dapat mencoreng nilai-nilai dan keajegan budaya Bali,” kata Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra, Kamis (7/10).

Oleh karena itulah, Polda Bali kemudian merangkul komponen pengamanan desa adat untuk berupaya melakukan deteksi dini aksi premanisme dan peredaran narkoba di pulau dewata.

Meliputi Pecalang, Linmas, Satpam, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa, memprakarasai terbentuknya Forum Sipandu Beradat (Sistem Pengamanan Lingkungan Terpadu Berbasis Desa Adat).

“Adanya sinergitas dari Polda Bali dan seluruh Stake holder dalam sistem ini, akan mampu mengantisipasi dan menyelesaikan segala jenis gangguan keamanan di Desa Adat masing-masing,” jelasnya.

Dengan adanya wadah baru tersebut, Putu berharap tidak ada lagi bibit-bibit premanisme dalam bentuk apapun, karena akan mempengaruhi pariwisata dan citra Bali yang memiliki karakter cinta akan kedamaian. Dimana ini sekaligus persiapan Pulau seribu Pura ini dalam menghadapi beberapa event Internasional di tahun 2022.

“Ini menjadi kesempatan sekaligus tantangan warga Bali untuk menunjukkan bahwa Bali pantas menjadi icon indonesia di mata Dunia,” pungkasnya.