HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setiap tahun pada tanggal 21 Maret, dunia internasional merayakan keindahan dan kekuatan puisi dalam Hari Puisi Sedunia atau World Poetry Day. Momentum ini memberi kita kesempatan untuk merenungkan peran yang dimainkan puisi dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah, serta untuk menghargai keanekaragaman budaya yang tercerminnya dalam bentuk sastra ini.

Sejarah Hari Puisi Sedunia

Hari Puisi Sedunia diperingati pertama kali pada tahun 1999 oleh UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai cara untuk merayakan keberagaman ekspresi budaya, mempromosikan bahasa sebagai medium komunikasi antar masyarakat, dan mendukung bahasa-bahasa yang terancam punah. Tanggal 21 Maret dipilih karena pada hari itu juga, banyak negara merayakan Hari Puisi Nasional mereka sendiri, termasuk Mesir dan Lebanon.

Peran Puisi dalam Sejarah

Puisi telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia sejak zaman kuno. Dalam berbagai budaya, puisi digunakan sebagai alat untuk menyampaikan cerita, memperingati peristiwa penting, menyampaikan gagasan filosofis, atau merayakan keindahan alam. Dalam masyarakat lisan, puisi diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, menciptakan ikatan yang kuat antara masa lalu, kini, dan masa depan.

Pentingnya Hari Puisi Sedunia tidak hanya tentang menghargai karya-karya klasik atau puisi yang diakui secara luas, tetapi juga dalam memberikan platform bagi suara-suara yang mungkin kurang didengar atau diwakili. Puisi sering kali menjadi sarana bagi individu untuk mengekspresikan pengalaman pribadi, menyuarakan perasaan, atau memperjuangkan perubahan sosial.