HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas berbicara terkait penyebab dari permasalahan kenaikan harga sejumlah komoditas pangan, seperti beras, hingga daging dan telur ayam yang terjadi hingga memasuki bulan Ramadan.

Lagi-lagi, dia menyebut penyebab utama dari kenaikan harga pangan tersebut adalah terjadinya anomali cuaca kemarau yang berlangsung dalam waktu pnjang akibat El-Nino.

“Secara ringkas, kenaikan harga telur, daging ayam, dan beras akibat El Nino musim kemarau yang panjang, sehingga musim tanamnya bergeser,” ungkap Zulhas dalam keterangannya, Rabu (13/3) yang dikutip Holopis.com.

Dia mengatakan, masa panen raya beras dan jagung sebagai pakan ternak utama ayam seharusnya terjadi pada Januari-Februari. Namun karena kemarau yang terjadi berkepanjangan, panen raya pun baru terjadi pada kisaran April-Mei 2024.

“Nah, akibat musim tanam yang begeser itu maka beras lokal kurang, petani tidak menanam karena musim panas. Kalau ditanam, hanya sedikit yang punya bendungan atau irigasi yang kuat. Jadi, musim tanamnya bergeser. Ini tidak hanya kita, ini seluruh dunia,” ujarnya.

Guna mencukupi kebutuhan masyarakat dan menekan harga di tengah pergeseran masa tanam dan panen raya, lanjut Zulhas, pemerintah mengambil langkah cepat dengan cara mengimpor beras 3,6 juta ton untuk menjaga stok kebutuhan nasional selama 2024.

Tak heran bila pasar saat ini dibanjiri oleh beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) dan beras medium yang harganya dijamin pemerintah oleh pemerintah.

“Memang kita harapkan publik masyarakat membeli beras SPHP dan membeli beras medium. Beras SPHP Rp 11.000 per kilogram dan beras medium Rp 14.000 per kilogram,” tutup Zulhas.