HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sebanyak empat kapal Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) berangkat dari Virginia dan membawa 100 tentara serta peralatan bersama mereka. Bukan untuk bersiap perang atau memberikan bantuan militer, para tentara AS ini justru memiliki misi untuk membangun Pelabuhan sementara di Pantai Gaza, untuk pengiriman bantuan yang saat ini memang sangat dibutuhkan.

Kapal besar diikuti dengan tiga kapal berukuran lebih kecil akan melakukan perjalanan sekitar 30 hari ke Mediterania timur untuk misi pelabuhan.

“Setelah kami menyelesaikan misi sepenuhnya, kami akan mampu mengirimkan hingga dua juta makanan, atau dua juta botol air,” demikian disampaikan Brigadir Jenderal Angkatan Darat AS Brad Hinson, dikutip Holopis.com, Rabu (13/3).

Keputusan ini juga diambil Amerika saat Israel menghalang-halangi bantuan yang tiba dari darat. Amerika ternyata tak sendirian dalam melakukan misi membangun dermaga tersebut. Namun, Brad Hinson tidak mau memberitahu siapa pihak yan akan membantu mereka.

“Saya tidak akan menjelaskan secara spesifik dengan siapa kami bekerja untuk memasang jangkar di dermaga tersebut, tetapi kami akan mendapat bantuan,” jelasnya.

Brad Hinson pun ditanya soal desakan gencatan senjata dari dunia termasuk Amerika, yang belum juga dikabulkan oleh Israel. Membahas apakah pelabuhan akan tetap dibangun meski tidak ada gencatan senjata, ia menyampaikan bahwa pihaknya akan tetap fokus dalam mewujudkan misi ini dalam 60 hari ke depan.

Sebagai informasi, dunia internasional telah mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata, mengingat saat ini masyarakat muslim sedang merayakan bulan suci Ramadan selama 30 hari.

Namun tampaknya Israel menolak desakan dan tidak mengabulkan gencatan senjata. Sementara itu banyak masyarakat Palestina yang tidak memiliki makanan untuk sahur maupun buka puasa.