HOLOPIS.COM, SULSEL – BNPB memberikan dukungan bantuan darurat saat Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana Banjir dan Longsor di Gedung Tammuanmali Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan pada Jumat (1/3).
BNPB yang diwakili oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat Mayjen TNI Fajar Setyawan itu menegaskan, kehadiran dirinya bersama tim untuk mewakili Kepala BNPB untuk meninjau dan memberikan dukungan penanganan bencana yang terjadi pada dua wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.
“Untuk memastikan penanganan dari bencana di Tana Toraja dan Luwu yang diakibatkan curah hujan tinggi, maka terjadi longsor dan banjir. Di Luwu ada korban meninggal dan sudah dilakukan sebagaimana mestinya, di Tana Toraja sudah dilakukan penanganan darurat,” kata Fajar dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com.
BNPB hadir sekaligus untuk memberikan dukungan penanganan darurat kepada pemerintah daerah yang wilayahnya terjadi bencana.
“Kami membantu sumber daya dari pemerintah pusat kepada daerah, berupa anggaran dan peralatan yang dibutuhkan selama masa berlakunya darurat, berupa barang-barag kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak bencana,” imbuhnya.
Adapun Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendapatkan dukungan operasional Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Dana Siap Pakai senilai 250 juta rupiah. Pemerintah Kabupaten Luwu mendapatkan dukungan operasional Penanganan Darurat Bencana Tanah Longsor berupa Dana Siap Pakai senilai 250 juta rupiah.
Kemudian, Pemerintah Kabupaten Tana Toraja menerima dukungan operasional Penanganan Darurat Bencana Banjir berupa Dana Siap Pakai senilai 250 juta rupiah dan dukungan logistik peralatan, antara lain perahu karet LCR satu unit, mesin perahu 40HP satu set, pompa alkon lima unit, sembako 500 paket, hygine kit 500 paket, biskuit protein 500 paket, tenda pengungsi dua set, selimut 500 lembar, matras 500 lembar, nozzle jet 1,5 sebanyak lima set dan sabun cair 984 botol.
Fajar kemudian mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah Sulawesi Selatan, masih dalam musim hujan dan masih ada potensi terjadinya banjir serta tanah longsor sehingga perlu adanya peningkatan kewaspadaan.
“Yang perlu kita waspadai potensi curah hujan masih ada, berpeluang adanya banjir dan longsor. Langkah – langkah mitigasi dan pencegahan adalah prioritas, sehingga ke depan tidak terjadi hal yang sama, seandainya bencana terjadi tidak ada dampak yang signifikan,” terangnya.
Selain itu, Fajar juga menekankan pentingnya menjaga alam sebagai salah satu upaya pencegahan dampak bencana sangat perlu dilakukan.
“Agar aliran sungai tidak diganggu tapi dirawat, tanggul yang rusak diperbaiki, jika ada pohon yang menghambat aliran sungai segera disingkirkan,” pungkasnya.