HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mahfud MD mengakui bahwa banyak dari para pihak yang berperkara di Mahkamah Konstitusi tidak memiliki bukti yang cukup.

Dalam unggahannya di akun Twitter/X pribadi miliknya, Mahfud MD mengakui tanggapan dari warganet yang menyebut bahwa pihak berperkara di MK hanya memiliki kemampuan untuk marah-marah.

“Banyak yang begitu, ‘tenaga besar, nafsu kurang’ karena penggugatnya hanya marah-marah tapi tak punya bukti,” tulis Mahfud MD dalam unggahannya seperti dikutip Holopis.com, Selasa (27/2).

Bahkan, semasa dirinya menjabat sebagai hakim konstitusi, fenomena seperti itu justru lebih banyak dialaminya, sehingga proses pembuktian pun terhambat.

“Dalam kasus-kasus yang pernah saya tangani malah jauh lebih banyak yang tak bisa membuktikan TSM (terstruktur sistematis masif) sehingga pemenang tetap menang,” tegasnya.

Namun, Mahfud kemudian juga yang mengalami kekalahan di Pilpres 2024 itu pun mengklaim masih ada kesempatan untuk membuktikan tuduhan mengenai adanya kecurangan Pemilu.

“Tapi banyak juga yang bisa membuktikan terjadi kecurangan TSM sehingga vonisnya mendiskualifikasi pemenang atau perintah pemilu ulang untuk wilayah tertentu,” klaimnya.

“Tergantung bukti dan keberanian hakim untuk melakukan judicial activism,” sambungnya.

Oleh karena itu, Mahfud memerintahkan jajarannya agar memperkuat bukti kecurangan Pemilu sehingga tidak menambah daftar pihak yang hanya bisa marah-marah di persidangan.

“Ya pembuktian memang harus diperketat, tidak asal bukti-bukti mentah. Makanya syaratnya harus terstruktur (rantai institusi yang bekerja), sistematis (langkahnya berkaitan dengan pola yang sama), dan massif (akibatnya bukan angka nominal, melainkan kelompok masyarakat yang dikualifikasi),” terangnya.