HOLOPIS.COM, JAKARTA – Katedral Canterbury di Inggris yang merupakan salah satu Katedral tertua di dunia dan jadi situs warisan dunia UNESCO, disalahfungsikan menjadi acara disko bertajuk ‘Silent Disco’. Hal itu pun memancing kemarahan umat Kristen.

Diketahui, dikabarkan bahwa terdapat lebih dari 700 orang memadati Katedral Canterbury pekan lalu, dimana mereka semua ke Katedral bersejarah tersebut hanya untuk menghadiri acara Silent Disco.

Silent Disco saat itu bertemakan musik-musik tahun 90an. Ada pun maksud dari Silent Disco tersebut yakni membuat para pengunjung menikmati musik dari ponselnya masing-masing yang diputar oleh DJ.

Suasana dari Silent Disco itu sendiri sejatinya berlangsung senyap, namun tetap menimbulkan huru-hara seperti berangguk-angguk hingga bergoyang bersama satu sama lain.

Kendati begitu, umat Kristen di Inggris tetap tidak terima Katedral Canterbury disalahfungsikan menjadi tempat disko.

“Kami tidak ingin ada pesta penuh dengan minuman alkohol, sambil mendengarkan musik Eminem di Rumah Tuhan,” ungkap perwakilan demo bernama Dr Cajetan Skowronski, seperti dikutip Holopis.com dari New York Post.

“Disko dan pesta seperti itu bagus, tapi hanya jika digelar di tempat yang semestinya. Di kelab malam bagus, tapi Katedral Canterbury tidak dibangun untuk acara ini,” tambahnya.

Lanjutnya, Skorownski menegaskan bahwa pihaknya akan menggerakan massa dari umat Kristiani untuk melancarkan protes terhadap pemimpin Katedral bersejarah tersebut.

“Jika kita tidak melawan, kuil kuno kami ini akan berubah menjadi kelab malam. Dan keimanan Kristen di negara ini akan musnah. Kami akan menjaga tempat ini sesuai dengan fungsinya, sebagaimana tempat untuk memuja Tuhan,” ujarnya lagi.

Ada pun terkait hal ini, sebuah jajak pendapat mengemukakan bahwa sebanyak 54 persen warga setempat nyatanya setuju dengan adanya Silent Disco.

Dalam hal ini juga, Pimpinan Katedral Canterbury yakni Dr Monteith mengungkapkan bahwa sejatinya banyak acara yang sudah digelar di Katedral ini.

“Katedral akan selalu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Lebih luas dari fungsi utamanya sebagai pusat pemujaan agama Kristen,” ucap Monteith.

“Acara dansa dan berbagai acara lainnya pernah digelar di Katedral ini selama berabad-abad. Di Alkitab juga bahkan merayakan penobatan Raja David. Saya akan pastikan acara ini tetap layak dan menghormati Katedral,” imbuh Monteith.