HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Indonesia pada Januari 2024 sebesar 2,57 persen secara tahunan atau year on year/ (yoy).
Sedangkan secara bulanan atau month to month (mtm), inflasi RI tercatat sebesar 0,04 persen. Dan inflasi secara tahun kalender juga di angka 0,04 persen.
“Tingkat inflasi Januari 2024 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers yang dikutip Holopis.com, Kamis (1/2).
Amalia menjelaskan, penyumbang inflasi terbesar secara tahunan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 1,63 persen. Diikuti penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 0,24 persen.
“Komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain beras, cigaret kretek mesin, bawang putih, dan tomat,” katanya.
Jika melihat data yang ada, komoditas beras masih menjadi penyumbang terbesar inflasi Januari 2024, dengan andil sebesar 0,03 persen. Hal itu karena kenaikan harga beras yang masih terjadi beberapa waktu belakangan ini.
“Kenaikan harga beras masih terjadi di 28 provinsi, sedangkan harga beras di 10 provinsi lainnya sudah menunjukkan penurunan. Seluruh provinsi di pulau Jawa dan Bali Nusa Tenggara mengalami kenaikan harga beras,” katanya.
Sementara untuk kenaikan harga rokok sendiri dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) per Januari 2024 ini.
Adapun jika melihat berdasarkan wilayah, seluruh provinsi secara tahunan mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Tengah dengan besaran mencapai 4,76 persen. Sementara inflasi terendahnya terjadi di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 1,12 persen.
di pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Kepulauan Riau sebesar 1,21 persen. Di Jawa, inflasi tertinggi ada di Jawa Barat dengan besaran 3,02 persen.
Sementara di Sulawesi ada di Gorontalo sebesar 4,04 persen. Lalu, untuk inflasi tertinggi di Bali dan Nusa Tenggara ada di NTB yang sebesar 2,87 persen.