JENEPONTO, HOLOPIS.COM – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 22 September 2021 di Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Pilah Pilih Sebelum Sebar”.
Program kali ini menghadirkan 1.050 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari pegiat literasi dan pendidikan keluarga, Usman; mahasiswi dan kreator konten, Monica Jauwry; pengajar Muda Indonesia Mengajar, Muhammad Ikbal; dan penulis, Wilda. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Rachman Pratama selaku jurnalis dan naravlog. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, Usman sebagai pemateri pertama tampil membawakan tema “Pentingnya Memiliki Digital Skills di Masa Pandemi Covid-19”.
Usman mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap lapangan kerja, salah satunya adalah PHK. Orang yang terkena PHK perlu keterampilan untuk melanjutkan kehidupannya di tengah keterbatasan. Dia pun membagikan beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk beraktivitas pada masa pandemi, misalnya, Zoom meeting, Google Classroom, Virtual Office, dan mata uang elektronik.
Berikutnya, Monica menyampaikan materi berjudul “Jarimu Harimaumu”. Monica mengatakan bahwa media sosial tidak hanya memberikan dampak positif, namun juga dampak negatif. Dia pun mewanti-wanti tentang pentingnya mengelola jejak digital. “Hati-hati dengan jari kita, jangan sampai menyebabkan kerugian bagi diri sendiri,” pesannya.
Sebagai pemateri ketiga, M. Ikbal membawakan tema “Multikulturalisme dalam Era Digital”. Secara sederhana, Ikbal mendefinisikan multikulturalisme sebagai sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan. Kehadiran sosial media turut membentuk kebenaran, padahal belum tentu. “Banyak konten baik, namun belum tentu benar. Banyak yang mencitrakan baik di media sosial hanya untuk menutupi keburukan. Sebaliknya, ada yang akhlaknya baik, namun justru ingin dilihat sebagai orang yang biasa-biasa saja,” ucap Ikbal.
Pemateri terakhir, Wilda, menyampaikan tema “Digital Safety”. Ia mengatakan, keamanan di internet sama rentannya dengan keamanan di dunia nyata. Beberapa kiat menjaga keamanan digital, di antaranya jaga kerahasiaan data pribadi dan saring apa yang mau dibagikan ke media sosial. “Jika ragu tentang validitas sebuah situs, tanyakan pada yang lebih tahu,” pungkasnya.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Dalam kesempatan tersebut, peserta dipersilahkan bertanya kepada para narasumber. Panitia memberikan apresiasi berupa uang elektronik senilai masing-masing Rp100.000 bagi 10 penanya yang beruntung.
Salah seorang peserta, Mayudi Mariska, bertanya kepada Wilda tentang bagaimana cara menjaga jejak digital kita agar tetap memberikan kesan baik, sesuai budaya, dan bisa menjaga keamanan data diri di dunia digital. Menanggapi pertanyaan tersebut, Wilda mengatakan agar warganet selalu menerapkan standar etika bermedia sosial. “Klarifikasi secepat mungkin ketika ada seseorang, instansi atau pihak yang merasa dirugikan dengan informasi yang kita unggah. Jadi, yang terpenting adalah menyaring sebelum unggah sesuatu,” pungkasnya.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.