HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah terus mendorong pertumbuhan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Salah satunya dengan mendorong pembiayaan kredit bagi UMKM melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan nilai hingga Rp500 juta.
Apabila sebelumnya para pelaku UMKM terkendala dengan agunan yang menjadi syarat dalam pengajuan kredit. Maka dalam waktu dekat, hal itu bukan lagi menjadi kendala bagi para pelaku UMKM untuk memperoleh pendanaan.
Sebab pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) akan menguji coba penerapan kredit skoring (credit scoring) dalam penyaluran KUR tanpa agunan.
“Karena kita enggak punya agunan, solusinya adalah kita mau nguji coba pakai kredit skoring itu,” kata Deputi Bidang Usaha Mikro KemenkopUKM Yulius dalam keterangannya, Jumat (19/1) yang dikutip Holopis.com.
Sebagai informasi, credit scoring merupakan sistem penilaian terhadap kemampuan seseorang dalam membayar kewajiban pinjamannya yang dilakukan oleh Lembaga Penilaian Kredit.
Dengan penerapan credit scoring, lanjut Yulius, peluang UMKM untuk memperoleh KUR tentu semakin terbuka, karena yang nantinya menjadi pertimbangan penyaluran kredit KUR adalah data transaksi UMKM.
Adapun dalam proses uji coba ini, Yulius mengatakan, bahwa pihaknya akan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, seperti data dari SLIK, OJK, Pefindo hingga data transaksi e-commerce pada Januari ini.
Kemudian di Februari-April akan membangun model bisnisnya yang menggunakan mesin elearning atau Artificial Intelegence (AI), dan setelah itu akan masuk pada tahap pembuatan skornya.
“Dengan data-data itu akan sebagai sumber penilaian kelayakan kredit. Penilaian kelayakan tersebut akan dinilai dan diproses menggunakan AI. Jadi sekitar bulan Juni atau Juli ini kita bisa mulai pilot project-nya,” jelas Yulius.