HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menghadiri perayaan Natal PDIP dan para relawan yang digelar di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Dalam sambutannya di acara Natal, Megawati justru malah berbicara berbagai hal yang memamerkan tentang dirinya, bahkan mengenai masalah perpolitikan.

Seperti di awal pidatonya, Megawati pamer tentang cerita tentang perjalanan terakhirnya ke Vatikan bertemu Paus Fransiskus.

“Padahal semua tahu saya beragama Islam. Perempuan lagi. Itu peristiwa luar biasa. Tapi itu terjadi karena saya terpilih menjadi salah satu juri yang dipilih Paus dan Imam Besar Mesjid Al Azhar,” kata Megawati dalam pernyatannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (19/1).

Setelah itu, Megawati juga bercerita mengenai alasannya memilih tema ‘Satyam Eva Jayate’, bahasa Sansekerta yang artinya ‘Kebenaran Pasti Menang’ untuk menjadi tema HUT PDIP ke-51.

“Itu bukan kata-kata saya. Itu adalah ketika abad ke-13, Raden Wijaya sepertinya dibuat sengsara. Dan ada Mpu yang mengatakan, jangan takut dan jangan lemah, beranilah, jujurlah, kemenangan selalu ada, kebenaran selalu ada, dan pasti menang,” terangnya.

Megawati pun kemudian mulai menyinggung masalah politik dalam kegiatan rohani tersebut. Dimana menurutnya, manusia kerap mendapatkan cobaan bahkan ketika mendapatkan kekuasaan.

“Sebagai manusia selalu kita diberi cobaan. Itu semua agama mengajarkan begitu. Kita akan selalu dicoba untuk apakah menjadi orang baik, atau orang tidak baik. Kekuasaan itu enak. Tapi kalau saya, kalau sudah harus berhenti, ya berhenti. Jangan malah lupa daratan,” ucapnya.

“Itu cobaan, jangan lupa. Manusia selalu dicoba,” sambungnya.

Dalam perayaan Natal tersebut, Megawati kembali menyinggung kasus penganiayaan relawan Ganjar Pranowo yang terjadi di Boyolali. Meskipun pihak KSAD sudah menegaskan bahwa para relawan sedang dalam kondisi mabuk pada saat itu.

“Jangan korbankan anak-anak itu. Masa tidak sedih,” imbuhnya.