HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setelah Azkadina (5) mengalami kejang demam atau penyakit step saat berusia 1,5 tahun, terjadi kerusakan pada beberapa saraf dan menyebabkan fungsi pendengarannya terganggu. Meski sudah menerapkan terapi di rumah sakit, dokter spesialis anak merekomendasikan agar Azkadina menggunakan Alat Bantu Dengar (ABD).
“Sebelumnya dia dengar, bicara pun paham. Jadi bukan bawaan lahir, tapi setelah sakit step itu pendengarannya terganggu. Anak saya direkomendasikan menggunakan Alat Bantu Dengar,” kata ayah Azkadina pada tim Dompet Dhuafa yang dikutip Holopis.com, Jumat (19/1).
Hanya saja, apa yang dikeluhkan oleh ayah Azkadina sama seperti orang-orang lain masyarakat Indonesia yang memiliki keterbatasan ekonomi, yakni besarnya biaya rumah sakit dan harga alat bantu dengar tersebut. Apalagi jika melihat profesinya sebagai tukang ojek yang seperti merasa sulit untuk membantu kebutuhan anaknya itu.
“Kan harganya mahal bagi kami yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek. Tapi kami tetap berupaya untuk Dina menjalankan terapi,” lanjutnya.
Singkat cerita, Azkadina mulai bersekolah. Kala itu, orang tua Azkadina mendaftarkannya ke Gemilang Indonesia di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Gemilang Indonesia memiliki program pendidikan gratis untuk anak-anak marginal, yatim, dan dhuafa. Saat mendaftar, para guru Gemilang Indonesia meminta para orang tua/wali murid untuk menceritakan potensi maupun kekurangan calon murid-murid tersebut.
“Awal masuk tes sekolah, orang tua terbuka dengan kondisi adek Dina, akhirnya kita coba bantu fasilitasi. Gemilang Indonesia pernah memfasilitasi kondisi serupa sebelumnya, jadi kami langsung merespon dan diskusi. Ini biayanya tidak sedikit, jadi Gemilang Indonesia yang juga merupakan mitra pengelola zakat dari Dompet Dhuafa, mengajukan agar bantuan ini terwujud,” ungkap Sumarmi Asih, salah satu pendidik di Gemilang Indonesia.
“Selama ini kendalanya memang di pendengaran, jadi ada perbedaan hanya di pengumpulan tugas di antara teman-temannya. Anaknya ceria dan riang, (bantuan) ini sangat membantu, kami bersyukur, semoga tambah rajin dan pintar,” imbuhnya.
Pagi itu pada hari Selasa (16/1) tim Dompet Dhuafa menyambangi kediaman Azkadina di sebuah wilayah Jati Padang, Pasar Minggu. Melalui program Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC), Dompet Dhuafa menyalurkan bantuan Alat Bantu Dengar kepada Azkadina. Sebelumnya, tim LKC telah melakukan pendampingan untuk membuat tahapan-tahapan fasilitas ABD untuk Azkadina.
“Bulan Desember 2023 lalu, ajuan masuk melalui HED (Hotline Emergency Dhuafa). Kami langsung lakukan proses asesmen, pun kunjungan ke rumah adik Dina. Dia memang sangat membutuhkan. Setelah kami verifikasi, kita lakukan tahap pemeriksaan pendengaran, pengukuran ABD, fitting kemudian cetak telinga. Itu kurang lebih waktunya seminggu. Hingga hari ini, alhamdulillah, kami bisa berikan dan digunakan langsung oleh adik Dina,” jelas Refi, tim LKC Dompet Dhuafa pasca menyalurkan bantuan ABD.
Bantuan ABD tersebut juga merupakan program Humanesia yang bergulir sejak November 2023 hingga Januari 2024, sebagai kepedulian Dompet Dhuafa dalam sektor sosial dan kemanusiaan.
“Sebagai orang tua, kami kepikiran masa depannya. Mentalnya, sekolahnya, karirnya, dan lainnya. Begitu tahu harga ABD, kami pun gak tahu harus bagaimana? Sepertinya sulit menabung dengan kebutuhan yang ada, dan sempat terlintas untuk meminjam uang. Alhamdulillah, doa kami dijawab Allah, melalui kebaikan-kebaikan donatur melalui Gemilang Indonesia serta Dompet Dhuafa,” ungkap orang tua Dina.