HOLOPIS.COM, JAKARTA – Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa hubungan antar negara tidak pernah berdasarkan pada kecintaan, namun hanya berdasarkan kepentingan.
Oleh karena itu, calon presiden nomor urut 2 itu pun menyatakan, dirinya selama ini bukanlah sosok yang anti terhadap Negara Barat. Namun, faktanya Negara Barat justru yang tidak pernah peduli secara tulus terhadap Indonesia.
“Saya bukan anti Barat, saya sebetulnya sangat cinta sama Barat, masalahnya kadang-kadang Barat tidak cinta sama kita. Itu masalahnya, ya kan,” kata Prabowo dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (12/1).
Mantan Danjen Kopassus itu kemudian menyebutkan, Negara Barat tidak akan lagi memperdulikan Negara Indonesia jika sudah tidak memiliki kepentingan.
Menurut Prabowo, dalam beberapa kesempatan, Indonesia terlalu bergantung dengan Dana Moneter Internasional (IMF) atau Bank Dunia untuk menjaga stabilitas perekonomian.
Padahal, lanjut Prabowo, Indonesia kala itu sudah memiliki Badan Urusan Logistik (Bulog) yang bertugas mengatur harga dan ketersediaan pangan negara.
Namun, kata Prabowo, ketika krisis dan perekonomian Indonesia sedang tidak stabil, IMF tidak punya tanggung jawab penuh untuk membantu memulihkan perekonomian Tanah Air.
“Kita menyerah pada IMF. Kita percaya bahwa mereka cinta kepada kita, padahal tidak ada. Dalam hubungan antarnegara, tidak ada rasa cinta; yang penting itu adalah kepentingan mereka. Kalau kita ambruk, maka tidak ada urusan bagi mereka,” kata Prabowo.
Oleh karena itu, bercermin dari peristiwa lampau tersebut, Prabowo menegaskan Indonesia harus mandiri dalam segi perekonomian dan ketahanan pangan.
“Makanya pengelolaan yang sudah baik di zaman Pak Harto kenapa dibongkar. Yang benar waktu itu Bulog melaksanakan suatu operasi pengendalian kalau harga untuk petani kurang baik bisa dikendalikan, tapi konsumen di kota juga dijaga,” jelasnya.
Salah satu program yang akan Prabowo lakukan, jika terpilih memenangi Pilpres 2024 bersama cawapres Gibran Rakabuming Raka, ialah menjaga stabilitas pangan, salah satunya dengan pembangunan lumbung pangan atau food estate.