HOLOPIS.COM, NTT – Bencana erupsi yang terjadi di Gunung Lewotobi Laki-laki menyebabkan ribuan warga memilih untuk mengungsi sementara waktu.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, ribuan warga tersebut mengungsi mandiri pasca peningkatan status Gunung Lewotobi menjadi awas.

“Lebih dari 5.400 warga di sekitar lereng mengungsi sementara waktu. Dari jumlah tersebut, terdapat kelompok prioritas, di antaranya bayi, anak-anak, ibu hamil, lanjut usia (lansia) dan disabilitas,” kata Abdul dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (11/1).

Abdul menjelaskan, warga mengungsi berjumlah 5.464 jiwa, yang terdiri 2.659 pengungsi laki-laki dan 2.805 perempuan. Data terpilah dari total tersebut, di antaranya lansia 575 jiwa, anak-anak 312, ibu menyusui 118, balita 76, ibu hamil 23 dan disabilitas 12.

“Peningkatan jumlah pengungsi seiring adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur,” terangnya.

Abdul mengungkapkan bahwa mereka yang mengungsi sementara waktu ini berasal dari 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Wulanggitang, Titehena, Demon Pagong, Ile Bura dan Larantuka.

“Jumlah pengungsi terbesar dari Kecamatan Wulanggitang, sebanyak 3.609 jiwa. Berikutnya pengungsian dari Kecamatan Titehena sejumlah 1.698,” ungkapnya.

Pemerintah daerah setempat telah menetapkan status siaga darurat bencana alam erupsi Gunung api Lewotobi Laki-laki selama 14 hari. Ini terhitung sejak 1 hingga 14 Januari 2024.

Melalui penetapan status, pemerintah daerah dapat mengoptimalkan sumber daya untuk penanganan darurat, khususnya penanganan warga yang mengungsi.

Pemerintah daerah yang dibantu TNI dan Polri membantu mengoperasikan dapur umum yang berada di kantor Camat Wulanggitang, tepatnya di Desa Boru. Di samping itu, pihak Polri juga membuka dapur umum portabel. Kedua fasilitas ini untuk memenuhi kebutuhan makan dan minuman warga di beberapa titik di kecamatan itu.

Dua dapur umum lainnya beroperasi di Desa Konga, yang dioperasikan oleh Kementerian Sosial dan TNI.

Penambahan mereka yang mengungsi disebabkan adanya kenaikan status aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas). Perubahan status berlaku sejak 9 Januari 2024, pukul 23.00 Wita. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selanjutnya menetapkan rekomendasi, salah satunya, tidak ada aktivitas pada radius 4 km. dari puncak gunung dan sektoral 5 km arah barat laut – utara.