HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Pertahanan memastikan bahwa rencana mereka untuk melakukan pembelian 12 pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar ditunda untuk sementara waktu.
Juru bicara Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan, kondisi keterbatasan fiskal Pemerintah Indonesia pada saat ini membuat mereka harus mengambil sikap untuk penundaan.
“Betul (ditunda) karena keterbatasan kapasitas fiskal kita,” kata Dahnil dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (4/1).
Dahnil juga memastikan bahwa penundan tersebut sudah disepakati antara Kementerian Pertahanan dengan Kementerian Keuangan.
Dahnil kemudian menjelaskan, untuk sementara waktu ini, Kementerian Pertahanan akan melakukan retrofit terhadap sejumlah pesawat tempur mereka demi menjaga pertahanan udara Indonesia.
“Untuk mengisi kekosongan sementara menunggu Rafale Dassault yang sudah dipesan maka dilakukan retrofit terhadap pesawat-pesawat F-16, Sukhoi kita,” ungkapnya.
Untuk pengadaan pesawat tempur Mirage 2000-5 beserta dukungannya sendiri diketahui dilaksanakan berdasarkan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022 tentang PSP Tahun 2022 untuk (A) MRCA / Mirage 2000-5 (Beserta Dukungannya) sebesar USD 734.535.100.
Adapun pengadaan tersebut dituangkan dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar EUR 733.000.000 dengan penyedia Excalibur International a.s., Czech Republic. Kemhan menyebut pesawat itu akan dikirimkan 2 tahun setelah kontrak efektif.