HOLOPIS.COM, JAWA TIMUR – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Prof Mohammad Mahfud MD sowan ke Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Kamis (28/12). Ia yang datang bersama rombongan disambut hadroh dan shalawat para santri pondok pesantren pimpinan KH. Raden Abdus Salam Mujib tersebut.

Kedatangan Mahfud yang mengenakan batik bercorak biru ini disambut dengan hangat oleh para pengasuh pondok pesantren Al Khoziny, antara lain ; KH. Abdul Muid Abbas, KH. Muhammad Ali, KH. Muhammad Ubaidilah, dan KH. Mughi.

Dalam sambutannya di dalam kegiatan sowannya itu, Mahfud menceritakan pengalamannya menjadi santri di Ponpes Al Mardhiyyah, Pamekasan, Madura, hingga cerita soal cita-citanya dulu.

Bahkan, mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengajak para santri bekerja keras dan menjaga moral dan etika, yakni dengan menjauhi sikap tamak. Sebab, korupsi muncul dari sikap tamak yang selalu merasa kurang.

“Kunci sukses untuk para santri, satu bekerja keras. Bekerja keras itu pasti sukses. Tapi modal utama, sikap moralnya itu tidak tamak. Pertama karena korupsi itu muncul dari sikap tamak merasa kurang terus,” ingat Mahfud di depan ratusan santri seperti yang dikutip Holopis.com.

Kemudian, Mahfud MD juga menyampaikan bahwa sikap sederhana dan tidak tamak ini sangat berguna saat nanti para santri menjadi pejabat, baik pejabat pemerintah di lingkungan sekitar maupun dalam skala nasional sekalipun.

“Pejabat itu mobil, rumah disediakan. Kalau tamak, sudah disediakan semua, masih korupsi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mahfud yang juga calon Wakil Presiden Republik Indonesia 2024-2029 tersebut mengingatkan juga kepada para santri agar senantiasa menerapkan sikap jujur setiap saat. Karena jujur adalah kunci bagaimana seseorang bisa terus merasa tenang.

Kejujuran juga penting. Sebab kalau kaya tapi tidak jujur, itu hidupnya tidak tenang selalu takut, tersandera, dipegang lehernya karena punya kesalahan,” tuturnya.