HOLOPIS.COM, JAKARTA – Para tim penyelamat pasca gempa bumi di China akhirnya berhasil menyelamatkan beberapa korban meskipun cuaca di sana saat ini membuat mereka sampai menggigil.

Gempa bumi berkekuatan 6.2 skala richter telah mengguncang wilayah Jishishan yang berada di dekat perbatasan yang melintasi provinsi Gansu dan Qinghai, satu menit sebelum Tengah malam pada hari Senin (18/12) lalu.

Dijelaskan oleh media lokal China, CCTV, di mana pemerintahnya sering mengumumkan informasi resmi, daerah yang telah dilanda gempa itu ternyata adalah zona transisi antara dua dataran tinggi.

“Daerah yang dilanda gempa secara geografis merupakan zona transisi antara dua dataran tinggi, dengan ketinggian berkisar antara 1.800 m hingga 4.300 m dengan topografi yang sangat kompleks,” demikian diumumkan media lokal China, CCTV, dikutip Holopis.com, Rabu (20/12).

Saat gempa terjadi, masyarakat di sekitar dikabarkan sangat panik dan langsung keluar rumah, meskipun cuaca terlampau dingin, apalagi saat itu sedang tengah malam.

113 Orang Meninggal Dunia dan Ratusan Lainnya Alami Luka-luka

Di wilayah Gansu, sekitar 113 orang ditemukan meninggal dunia, dan 782 orang lainnya mengalami luka-luka. Jumlah itu kemudian meningkat di Qinghai dimana ada 18 orang meninggal dunia dan 198 lainnya luka-luka.

Ratusan Ribu Rumah Hancur

Gempa bumi yang cukup kencang dan membuat masyarakat China takut itu juga menghancurkan lebih dari 207.000 rumah. Sehingga membuat ratusan ribu orang harus mengungsi secara darurat.

Mereka harus menahan dingin di tenda-tenda, serta tempat tidur lipat. Meskipun proses penyelamatan terus dilakukan, namun pemulihan gempa bumi di China mengalami kendala karena cuaca dingin yang sudah melanda sebagian besar wilayah disana sejak minggu lalu.

Sebagai informasi, suhu di sekitar pusat gempa di Gansu turun menjadi sekitar -15 derajat Celsius, pada Selasa malam (19/12) lalu.