HOLOPIS.COM, JAKARTA – Partai Nasdem mengaku tidak percaya dengan pengakuan Mahfud MD yang pernah ditawari menjadi cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan.
Bendahara umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni pun menyebut, tidak pernah ada pembicaraan serius untuk menawarkan posisi cawapres kepada Mahfud MD.
“Saya malah nggak tahu kalau Pak Anies atau Koalisi Perubahan pernah meminang Pak Mahfud secara serius. Saya rasa sih nggak pernah ada ya,” kata Ahmad Sahroni pada Senin (18/12) seperti dikutip Holopis.com.
Sahroni pun mengklaim bahwa Koalisi Perubahan banyak sekali melakukan tawar menawar khususnya terkait posisi cawapres beberapa bulan yang lalu.
“Soalnya di masa cari pasangan kemarin itu, banyak lah kegiatan tawar menawari. Saya aja sempat ditawari jadi cawapres, cuma ya nggak jelas tawarannya,” bebernya.
Sahroni kemudian juga menyayangkan ketika alasan penolakan Mahfud sendiri hanya karena tidak mau dicap sebagai perusak Koalisi Perubahan ketika Partai Demokrat keluar.
“Tapi ya kalau alasan pak Mahfud menerima Pak Ganjar hanya karena tak ingin memecah belah koalisi ya sangat disayangkan ya. Saya mengira alasannya karena kesamaan visi misi kebangsaan, ternyata bukan,” tuntasnya.
Sebelumnya diberitakan, Mahfud MD kembali mengungkit cerita bahwa dirinya telah diminta untuk menjadi pendamping Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden.
Dalam sesi tanya jawab dalam kuliah umum di Universitas Bung Hatta, Kota Padang, Sumatra Barat, Mahfud MD mengungkapkan ada utusan dari PKS untuk menawari dirinya jabatan tersebut.
“Betul, saya pernah ditawari untuk menjadi cawapresnya Pak Anies. Tetapi bukan oleh koalisi, oleh PKS. Pada waktu itu PKS menggagasi beberapa orang, lalu datang ke rumah saya, ‘Bapak mau nggak kalau kami calonkan sebagai cawapresnya Pak Anies karena kami koalisi?” kata Mahfud MD.
Menko Polhukam RI itu pun langsung menolak mentah-mentah tawaran tersebut karena dirinya sudah mendapatkan informasi bahwa Partai Demokrat akan keluar dari koalisi.
“Saya bilang waktu itu tidak. Kenapa? Karena koalisi Anda saat itu, ketika itu, koalisi Anda itu mau pecah. Itu Partai Demokrat yang dipimpin oleh AHY bilang, kalau tidak mencalonkan AHY, Demokrat akan keluar dari koalisi,” bebernya.