JAKARTA, HOLOPIS.COM – Anggota Komisi IX DPR RI, Alifudin menanggapi video viral tentang santri Ma’had Tahfidz Quran yang menutup kuping di saat mengikuti program vaksinasi Covid-19.
Menurutnya, insiden tersebut tidak perlu dibesar-besarkan apalagi sampai melakukan praktik bullying terhadap para santri sampai menuding mereka radikal. Padahal, keberadaan mereka pun ikut membantu pemerintah dalam menjalankan program vaksinasi. Sementara untuk persoalan kepercayaan tentang musik, seharusnya semua pihak bisa saling menghormati.
“Alhamdulillah kita semua harus beryukur para santri Mahad Tahfidz Quran mau divaksin, kita juga harus berterima kasih pada guru-guru yang mengarahkan mereka mau divaksin covid-19″ kata Alifudin, Rabu (15/9).
Video yang tersebar di media sosial ini pun banyak tanggapan dari para netizen, namun di sisi lain, Alifudin sangat terharu terhadap sikap toleran para santri yang tidak memaksakan untuk meminta suara musiknya dimatikan, namun lebih memilih menutup kuping.
“Sekali lagi kita harus bersyukur juga, karena masih banyak orang yang terus berlomba menjadi Hafidz dan Hafidzah, apalagi negara yang yang bisa menjaga Quran dan masyarakat yang sering membacanya akan menjadikan keberkahan kita semua, seperti di Brunei,” tuturnya.
Ketua BPW Kalimantan DPP PKS ini pun menambahkan, bahwa di dalam Islam perbedaan fiqih tentang mendengarkan musik haram atau halal itu hal biasa, namun tidak ada pemaksaan di dalamnya, dan Alifudin juga berharap, agar semua masyarakat Indonesia bisa menjaga Alquran.
“Kita juga harus saling hormat, hilangkan rasa curiga, dan hentikan sikap bullying terhadap sesuatu yang tidak kita suka dan video yang berdedar harus dicek kebenarannya, kapan dan di mana kejadian tersebut,” pungkasnya.