HOLOPIS.COM, JAKARTA – Debat capres perdana yang diselenggarakan KPU RI berlangsung panas, dimana calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan Anies Baswedan saling adu argumen soal permasalahan polusi udara di DKI Jakarta.

Mulanya, Prabowo menanyakan ihwal kepemimpinan Anies sebagai di Jakarta, dengan anggaran yang pada saat itu mencapai Rp80 triliun. Namun dengan anggaran jumbo tersebut, Anies dinilai belum mampu membawa dampak siginifkan terhadap permasalahan polusi di Jakarta yang meningkat belakangan ini.

Anies pun menjawab pertanyaan Prabowo dengan memberikan gambaran, bahwa polusi merupakan perkara yang sulit ditebak kapan datangnya. Dia pun seolah menyalahkan angin yang membawa polusi dari luar wilayah Jakarta menuju Jakarta.

“Polusi udara tidak punya KTP, angin tidak punya KTP. Angin itu bergerak dari sana ke sini. Ketika polutan PLTU mengalir ke Jakarta, maka Jakarta ada indikator polusi udara. Ketika angin bergerak ke Lampung, ke Sumatra, ke Laut Jawa, di sana tidak ada monitor, maka Jakarta pada saat itu bersih, ” jelas Anies seperti dikutip Holopis.com, Selasa (12/12).

Menanggapi jawaban Anies, Prabowo menyebut permasalahan polusi susah ditangani apabila dalam hal ini yang disalahkan angin sebagai biang kerok polusi udara tersebut. Dia juga menilai, jawaban yang diberikan Anies tidak sesuai dengan apa yang ia tanyakan.

“Ya susah kalau kita menyalahkan angin dari mana aja, Saya tanya dengan anggaran begitu besar jumlah langkah-langkah yang bisa dilakukan dengan real mengurangi polusi di Jakarta yang begitu banyak, yang mengalami sakit pernapasan,” celetuk Prabowo.

Capres nomor urut 2 itu pun berseloroh, tidak perlu ada pemerintahan jika pada akhirnya hanya menyalahkan angin sebagai penyebab polusi, tanpa ada upaya lain untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Jadi saya kira kalau kita dengan gampang menyalahkan angin, hujan, dan sebagainya ya mungkin tidak perlu ada pemerintahan kalau begitu,” tukas Prabowo.