HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sebuah banner berukuran jumbo terpampang di depan Universitas Gajah Mada (UGM). Namun banner tersebut bukan sembarang banner, melainkan banner yang bermuatan kritikan kepada Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
Dalam banner berukuran sekitar 4 x 3 meter itu, bertuliskan ‘Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan’. Terpampang pula dalam banner tersebut, foto Presiden Jokowi yang diedit dengan format dua versi pakaian dalam.
Foto Jokowi tersebut di sisi kiri mengenakan pakaian jas dengan mahkota warna merah dan emas. Kemudian di sisi kanan, Jokowi mengenakan jaket almamater dengan caping ala mahasiswa baru.
Secara lengkap, banner itu bertuliskan ‘BEM KM UGM Presents: Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan. Mr. Joko Widodo’. Pada sudut bawah banner tertulis angka ‘2014-2024?’ dan ‘1980-1985’.
Terdapat sejumlah alasan mengapa BEM KG UGM memberikan nominasi tersebut kepada Orang nomor satu di Indonesia itu sebagai alumni UGM paling memalukan.
Alasan tersebut tak lepas dari berbagai permasalahan yang ada dalam dua periode pemerintahan Jokowi. Di mana salah satunya yakni terkait demokrasi yang berjalan di Tanah Air yang dinilai mengalami kemunduran dalam dua tahun terakhir.
Selain itu, ada juga kasus Fatia-Haris yang dinilai memiliki konflik kepentingan tinggi. Pasalnya pelapor yang dalam hal ini adalah Luhut Binsar Pandjaitan merupakan pejabat publik.
Kemudian ada juga pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD yang mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia belum menyejahterakan rakyat.
Kemudian yang terakhir yakni mengenai Catatan 2 tahun pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin yang dinilai demokrasi perlahan mati di tangan Jokowi.
Permasalahan lain yang menjadi alasan BEM UGM memberikan nominasi tersebut kepada Jokowi adalah ambruknya konstitusi di masa pemerintahan Jokowi, terutama menjelang akhir masa jabatannya.
Seperti diketahui, belum lama ini publik digegerkan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam gugatan mengenai batas usia minimal Capres-Cawapres. Putusan ini sekaligus dinilai merusak kepercayaan publik ke MK.
MK yang kala itu dipimpin adik ipar Jokowi, Anwar Usman, ‘mengabulkan’ sebagian gugatan mengenai batas usia Capres-Cawapres yang dinilai menjadi karpet merah bagi sang keponakan, Gibran Rakabuming Raka.
Tak cuma itu, nominasi Jokowi sebagai alumnus paling memalukan juga didasari oleh politik dinasti yang diduga dijalankan oleh Jokowi.
Pasalnya, Jokowi dan keluarganya kini terjun ke dunia politik. Sebut saja Bobby Nasution, sang menantu Jokowi yang menjabat Wali Kota Medan. Kemudian Kaesang Pangarep yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PSI.
Terakhir ada putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang kini menjabat sebagai Wali Kota Solo, maju dalam kontestasi Pilpres 2024 sebagai calon wakil presiden (Cawapres).