HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menyampaikan rasa duka atas meninggalnya salah satu sahabatnya, yakni Letjen TNI (purn) Doni Monardo.
“Mudah-mudahan semua amal baiknya diterima di sisi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya,” kata Muhadjir saat melayat ke rumah duka di Bukit Golf Blok A nomor 12 Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten, seperti dikutip Holopis.com, Senin (4/12).
Ia pun menyatakan bahwa Doni Monardo adalah sosok yang sangat baik. Sehingga ia yakin jika semua amal ibadah almarhum menjadi modal penting untuk menghadap Tuhan.
“Beliau adalah pribadi yang sangat baik, saya yakin. Beliau seluruh amal kebajikannya juga akan menjadi modal utama beliau untuk menghadap kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita doakan semua mudah-mudahan beliau husnul khotimah,” ucapnya.
Terhadap pribadi Doni Monardo, Muhadjir pun menilai bahwa ia merupakan sosok yang sangat berdedikasi untuk bangsa dan negara, khususnya sepanjang Doni berdinas di militer hingga ia pensiun.
“Beliau seorang militer, purnawirawan tinggi militer, jenderal militer Kopassus yang telah malang melintang memberikan darma baktinya kepada bangsa dan negara ini,” terangnya.
Bahkan ia juga mengenang bagaimana Doni Monardo berdedikasi untuk menjalankan tugas beratnya sebagai garda terdepan yang memimpin upaya penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Saya mengenal beliau sangat intens ketika bersama-sama menangani pandemi covid-19 sejak awal. Yaitu ketika kita bersama-sama mengevakuasi WNI dari Wuhan China kemudian kita tampung di pusat karantina di Natuna, waktu kita membangun Rumah Sakit Darurat, kemudian melakukan sterilisasi,” paparnya.
Perjuangan menanggulangi pandemi Covid-19 bukan perkara mudah. Sebab kata Muhadjir, Doni Monardo tidak hanya melakukan penanganan penyakitnya, akan tetapi bagaimana mengendalikan gejolak masyarakat saat itu. Apalagi saat membangun rumah sakit darurat Covid-19 pertama kali di Pulau Natuna, perlawanan masyarakat sangat besar karena mereka khawatir terpapar virus asal Wuhan itu.
Pun karena karakter Doni Monardo yang sangat baik dan luwes, akhirnya semua proses dan rintangan yang ada bisa dilalui dengan baik.
“Karena beliau orang yang sangat luwes sehingga bisa diredam dan akhirnya bisa berjalan lancar,” sambung Muhadjir.
Bahkan kata Muhadjir, nyaris sepanjang penanganan Covid-19, Doni Monardo tidak pernah pulang ke rumah. Ia selalu berada di kantor untuk memimpin Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo kala itu.
“Selama menangani covid, pak Doni tidak pernah pulang, jadi sehari-hari ngantor dan tinggal di kantor BNPB saya tahu,” pungkasnya.