HOLOPIS.C0M, JAKARTA – TNI Angkatan Udara mengungkapkan bahwa mereka masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses pembacaan flight data recorder (FDR) dari pesawat tempur Super Tucano.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma TNI R. Agung Sasongkojati menjelaskan, mereka masih perlu mengirimkan FDR tersebut ke luar negeri untuk dilakukan pembacaan.
Voice and Data Recorder (DAVR) yang merupakan sistem yang menyimpan video, suara dan data performance, serta mesin pesawat akan dikirim ke pihak produsen di luar negeri untuk dilakukan pinjam alat pembaca data.
“Namun meskipun NCDC bisa dibaca tetapi khusus Flight Recorder dari pesawat harus dikirim terlebih dahulu ke luar negeri untuk dibaca, untuk itu kita perlu waktu untuk menganalisa karena harus dikirim dulu,” kata Agung dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (21/11).
Selain itu, untuk CNDC yang merupakan sistem yang menyimpan suara, video, dan tampilan navigasi penerbangan yang juga sedang dilakukan pendalaman terhadap datanya.
Untuk upaya evakuasi pesawat menurut Agung, salah satunya dilakukan upaya pemotongan bangkai pesawat untuk memudahkan proses evakuasi.
“Pesawat akan dipotong-potong beberapa bagian agar mudah diangkut melalui jalan darat, karena jalan udara dengan helikopter tidak menjadi opsi yang mungkin,” tukasnya.
Agung pun mengungkapkan bahwa faktor cuaca menjadi permasalahan yang cukup krusial dalam pelaksanaan proses evakuasi di lokasi kejadian.
“Karena selain faktor cuaca juga lokasi yang ekstrim terkendala masalah cuaca di lokasi yang terjal dan berbukit-bukit sehingga sangat mengganggu proses evakuasi,” ungkapnya.