JAKARTA, HOLOPIS.COM – Taliban melarang keras para wanita menjadi pejabat negara di Afghanistan, termaduk menteri di dalam pemerintahan baru negara yang kini berhasil mereka kuasa itu.
Menurut mereka, wanita memiliki kodrat untuk menjadi ibu rumah tangga dan melahirkan generasi baru, bukan malah ikut memikul beban pemerintahan nantinya.
Sikap Taliban ini disampaikan resmi oleh juru bicara Taliban Sayed Zekrullah Hashimi. Pemerintahan Taliban atas Afghanistan tidak mengizinkan wanita menjadi pejabat di pemerintahannya karena menganggap kaum perempuan tidak akan mampu mengemban amanat besar itu.
“Seorang wanita tidak bisa menjadi menteri, itu seperti Anda meletakkan sesuatu di lehernya yang dia tidak bisa membawanya. (Tugas) wanita harus melahirkan,” kata Hashimi dilansur dari Tolo News, Jumat (10/9).
Sontak, statemen Hashimi tersebut menuai protes banyak kalangan termasuk kaum perempuan di Afghanistan. Isu ini pun akhirnya disampaikan dalam aksi unjuk rasa turun ke jalan kaum perempuan Afghanistan.
Bagi Hashimi, aksi unjuk rasa penolakan kebijakan pemerintah Afghanistan di bawah kendali Taliban tentang dilarangnya wanita masuk ke dalam kabinet pemerintahan ini tidak bisa serta merta menjadi representasi seluruh perempuan di negaranya itu.
“Para pengunjuk rasawanita tidak dapat mewakili semua perempuan di Afghanistan,” imbuhnya.