HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinastor Bidang Politk, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyampaikan, bahwa normal seseorang memilih pemimpin berdasrkan kesamaan, baikm suku, ras, agama maupun golongan.
“Saudara pilih orang karena kesamaan agama itu boleh, karena kesamaan suku itu boleh, karena kesamaan profesi itu boleh,” kata Mahfud MD dalam kuliah umum di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat pada hari Kamis (16/11) seperti dikutip Holopis.com.
Sebab kata Mahfud, seseorang memilih pemimpin tentu memiliki preferensi bahwa seseorang itu dinilai lebih bisa mengutamakan kepentingannya.
“Karena orang memilih itu ingin mencari orang yang sama pikirannya untuk memperjuangkan apa yang diinginkan bersama,” ujarnya.
Karena yang terpenting adalah bagaimana semua orang memperjuangkan politik dan aspirasinya dengan tetap mengedepankan penegakan dan penerapan nilai-nilai demokrasi.
“Memperjuangkan nilai menyampaikan aspirasi juga boleh didasarkan pada ikatan-ikatan primordial,” jelasnya.
Namun yang dilarang menurut Mahfud adalah menjadikan isu primordial itu menjadi alat untuk memaksa seseorang memilih pilihan politik tertentu.
“Yang tidak boleh itu menggunakan ikatan primordial sebagai politik identitas. Politik identitas adalah isu politik dimana identitas ini dijadikan alat untuk menundukkan dan mendiskriminasi orang lain,” tukasnya.