HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) menyatakan menahan suku bunga acuan dalam pertemuan yang berlangsung pada Kamis (3/11) kemarin.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, bahwa pernyataan Bank Sentral negeri Paman Sam itu memberikan dampak positif terhadap nilai mata uang Indonesia, yakni rupiah.

“Pasca pernyataan Fed, Alhamdulillah (rupiah) menguat,” Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang dikutip Holopis.com, Jumat (3/11).

Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin menguat, dimana rupiah pada Jumat (3/11) pagi tadi berada di level Rp15. 755 per dolar AS, atau menguat 0,60 persen dari perdagangan kemarin.

Penguatan hari ini melanjutkan tren positif pada Kamis (2/11) kemarin, dimana mata uang garuda itu ditutup di angka Rp15.850 per dolar AS, atau menguat 0,50 persen.

Meski nilai mata uang rupiah menguat, namun Perry masih melihat ketidakpastian ke depan masih cukup tinggi. Dimana ada kemungkinan suku bunga acuan AS naik di Desember 2023, meskipun ada beberapa faktor lain yang menjadi pertimbangan. Antara lain obligasi pemerintah AS dan inflasi.

“Itu kita lihat ke depan probabilitasnya apakah FFR masih akan naik di Desember tapi kayaknya kalau naik is the last incerease karena pengendalian agregat tidak hanya dari moneter tapi dari yield UST itu mengerem juga permintaan agregat sehingga bisa bantu saling sinergi untuk pengendalian inflasi ke depan itu yang harus kita lihat,” terangnya.