Sabtu, 21 September 2024
Sabtu, 21 September 2024

Bijak Saat Berdakwah, Hati-hati Akan Hoaks dan Tidak Menyudutkan Pihak Lain

WAKATOBI, HOLOPIS.COM – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 31 Agustus 2021 di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan dengan tema “Dakwah yang Ramah di Ruang Digital” ini diikuti oleh 669 peserta yang telah mendaftarkan dirinya terlebih dahulu.

Webinar kali ini dipandu oleh Septy Wulandari dengan menghadirkan empat narasumber, yaitu akademisi Ilmu Komunikasi & pengamat Komunikasi Publik, Verdy Firmantoro; Kepala Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara, Herawati; akademisi S3 & PR Enthusiast, Muhamad Widiyanto; serta pemengaruh, Yoland S Pratama. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.

Pemateri pertama, Verdy Firmantoro, menyampaikan tema “Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif bagi Pemuka Agama”. Menurut dia, sisi positif peningkatan akses internet, yaitu memperlancar komunikasi, memudahkan pencarian informasi, penyimpanan dan pertukaran data, transaksi bisnis, serta media belajar.

Adapun dampak negatifnya: pesatnya penyebaran hoaks, perundungan, penipuan, pornografi, peretasan, serta ujaran kebencian. “Komunitas pemuka agama harus dapat membangun jaringan komunikasi untuk menyebarkan narasi moderasi agama sebagai strategi menguatkan ketahanan informasi,” ujarnya.

Selanjutnya, Yoland S Pratama menyampaikan paparan berjudul “Bijak di Kolom Komentar”. Ia mengatakan, membaca komentar negatif di media sosial berpotensi membawa dampak buruk seperti kecemasan, menurunnya rasa percaya diri, serta efek depresi. Seharusnya, komentar negatif baik berupa ujaran kebencian dapat mendorong warganet memiliki semangat dalam menjalani kehidupan. “Sehingga, kedepannya dapat menjadikan warganet lebih bijak dalam menggunakan dan menyikapi berbagai hal di media sosial,” jelas dia.

Pemateri ketiga, Muhamad Widiyanto, memaparkan materi bertema “Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital”. Menurut dia, untuk membuat konten dakwah yang baik, hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu sasaran dakwah atau target penonton, tema yang sesuai sasaran, tata bahasa yang mengandung retorika, membahas hal-hal terkini, tidak kaku, dan bersikap netral. “Dalam berdakwah juga perlu berhati-hati dengan sebaran konten hoaks, tidak menyudutkan pihak lain, dan berupaya mencari cara untuk mencairkan suasana,” imbuhnya.

Adapun Herawati, sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Pentingnya Internet Sehat”. Ia mengatakan, sejumlah langkah agar tetap aman dan nyaman di dunia maya, antara lain rajin log out setelah beraktivitas di akun media sosial, mengaktifkan pengaturan privasi, gunakan kata sandi yang rumit dan kuat, berselancar di internet dengan aman, hapus history penelusuran internet, serta minimalkan penggunaan Wifi publik. “Jangan sebarkan hoaks, dan berikan informasi yang bermanfaat,” kata dia.

Setelah sesi materi, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut beragam pertanyaan dari peserta. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. Webinar literasi digital ini mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta.

Salah satu peserta, Siti Maria, bertanya tentang kiat untuk mengajak orang lain mengedepankan sikap toleransi di media sosial. Yoland S Pratama mengatakan, sebelum berkomentar sebaiknya warganet untuk memeriksa dan berpikir kembali, mulai dari kesesuaian faktanya, ada tidaknya unsur manfaatnya, dapat menginspirasi, pentingkah untuk disampaikan, serta apakah ada nilai kebaikan jika komentar disampaikan di dunia maya.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

iOS 18 Meluncur, Lakukan Hal Ini Sebelum Update!

Apple telah resmi meluncurkan sistem operasi terbaru untuk smartphone iPhone mereka, yakni iOS 18. iOS anyar dari raksasa teknologi Amerika Serikat ini membawa segudang fitur baru dan peningkatan performa yang menarik.

Daftar iPhone yang Masih Kebagian iOS 18, Ada Punyamu?

Apple kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui iOS 18. Sistem operasi ini membawa segudang fitur menarik yang membuat pengalaman pengguna iPhone semakin seru.

Roy Minta Kepala BSSN dan Budi Arie Dicopot Usai Data Ditjen Pajak Jebol

HOLOPIS.COM, JAKARTA - Pakar telematika, Roy Suryo merasa geram...
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru