HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dewan Energi Nasional (DEN) membeberkan rencana memperkuat ketahanan energi dalam negeri, yang dalam hal ini minyak mentah, Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui mekanisme cadangan Penyangga Energi.

Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto mengatakan bahwa untuk bisa merealisasikan cadangan penyangga energi dalam negeri, tentu dibutuhkan dana yang tidak sedikit, yakni sekitar Rp50 triliun hingga tahun 2033.

Dana tersebut digunakan untuk pengadaan infrastruktur pendukung hingga pengadaan komoditas yang dibutuhkan sebagai cadangan penyangga energi.

“Di situ ujung-ujungnya kan ada dana sekitar Rp 50-an triliun untuk komoditinya, ada minyak mentah, karena kita masih impor kan,” terang Djoko dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (19/10).

Djoko menjelaskan, bahwa cadangan penyangga energi ini dibutuhkan karena adanya ketidakpastian kondisi geopolitik yang saat ini tengah terjadi di wilayah Timur Tengah. Menurutnya, cadangan ini bisa untuk mengamankan ketahanan energi dalam negeri.

Di samping itu, ia juga menilai Indonesia sampai saat ini masih terpantau belum mandiri dalam sektor energi karena masih bergantung pada impor dari negara lain.

“Kita harus punya cadangan, kalau nanti perang terus nggak ada yang ngirim crude (minyak mentah) ke sini, kita padahal konsumsinya kan 1,4 (juta barel per hari), produksi kita sekitar 600an (ribu barel per hari). Kita harus punya cadangan sekitar 30 hari,” ungkapnya.