HOLOPIS.COM, JAKARTA – Korban tewas akibat serangan Israel kini telah menyebabkan sebanyak 3.478 warga Gaza Palestina meninggal dunia.

Dikutip Holopis.com dari AP, Kamis (19/10), Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa selain korban tewas tersebut, lebih dari 12000 orang mengalami luka-luka, dimana sebagian besarnya adalah wanita, anak-anak dan lansia.

Selain itu, sekitar 1300 orang lainnya diyakini masih belum diketahui nasibnya, karena belum mendapatkan evakuasi pasca serangan bertubi-tubi Israel.

Sebagai informasi, pada Selasa (17/10), Israel diketahui melakukan serangan terhadap salah satu Rumah Sakit terbesar di Jalur Gaza.

Serangan Israel tersebut menyebabkan sebanyak 500 warga Gaza meninggal dunia, yang kemudian direvisi pada Rabu (18/10), dimana korban tewas atas serangan Rumah Sakit tersebut menjadi 471 orang.

Serangan kejam Israel ke Rumah Sakit itu pun mendapat reaksi keras dari dunia, dimana Hamas sendiri mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan pembantaian yang mengerikan.

Para pemimpin Arab pun mengklaim bahwa Israel lah yang bertanggung jawab atas serangan Rumah Sakit tersebut.

Meski begitu, baru-baru ini muncul hal yang bertentangan, yang mengatakan siapa di balik serangan yang menghantam Rumah Sakit itu sendiri.

Mengingat, Israel membantah terlibat atas serangan Rumah sakit itu sebelumnya, yang kemudian menyalahkan bahwa serangan terhadap Rumah Sakit dilakukan oleh kelompok Jihad Islam, kelompok militan lain yang beroperasi di Gaza.

Kondisi di Gaza sendiri saat ini semakin mengkhawatirkan, serba kekurangan, mulai dari pasokan makanan, air, listrik, medis dan lain sebagainya. Selain itu, perintah Israel mengusir warga Gaza dari tanahnya sendiri juga hingga kini masih berjalan.

Namun, dari laporan terbaru, mengenai kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, terkait hal itu, dikatakan bahwa Mesir setuju membuka penyeberangan dan membiarkan bantuan kemanusiaan masuk.

Meski begitu, Mesir saat ini dikabarkan bakal memperbaiki terlebih dahulu akses perbatasannya karena kerusakan akibat serangan udara Israel.

Sudah ada lebih dari 200 truk dan sekitar 3000 ton bantuan ditempatkan di dekat penyeberangan Rafah, yang merupakan satu-satunya jalur penghubung Gaza ke Mesir.

Pasokan bantuan tersebut akan masuk ke Gaza Palestina di bawah pengawasan PBB.

Lantas, Israel pun melunak, PM Israel, Benjamin Netanyahu memperbolehkan pasokan bantuan masuk ke Gaza dengan dasar alasan permintaan Joe Biden.