HOLOPIS.COM, JAKARTA – Belum usai konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina, kini dunia harus dihadapkan dengan tantangan baru, yakni perang Israel dan Hamas.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, bahwa tantangan global yang terjadi saat inu sangat berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia.
“Berbagai tantangan, perang di Rusia-Ukraina, perang Israel-Palestina di Timur Tengah, ini tentunya menambah tantangan ke depan,” kata Airlangga dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (18/10).
Belum lagi penguatan mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap berbagai mata uang dunia, termasuk Rupiah. Serta kekeringan yang berkepanjangan akibat fenomena El Nino.
Meski begitu, Airlangga menyebut ekonomi Indonesia masih menuai kinerja positif, dimana ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di atas 5 persen.
“Di tengah berbagai tantangan ini, Indonesia alhamdulillah di kuartal II-2023 masih bisa tumbuh di atas 5% selama 7 semester berturut-turut,” ujarnya.
Bahkan, neraca perdagangan Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan surplus 41 bulan beruntun. Namun, harga komoditas saat ini terlihat mulai melandai. Sehingga menurutnya, kinerja ekspor harus tetap dijaga.
“Oleh karena itu, pemerintah telah menyatukan visi misi untuk menjaga resiliensi ekonomi nasional, dan salah satunya Bapak Presiden telah menerbitkan Keppres nomor 24 tentang Satuan Tugas Peningkatan Ekspor,” sambung Airlangga.
Selain itu, dorongan berkelanjutan terhadap kegiatan manufaktur nilai tambah rantai pasok dalam bentuk keberlanjutan terhadap hilirisasi.
“Pemerintah juga terus memanfaatkan forum kerja sama ekonomi internasional untuk memperluas pasar ekspor produk-produk nasional,” tambah Airlangga.
Dia menyebut, sejumlah keketuaan yang dipegang Indonesia, baik itu G20 maupun ASEAN belakangan ini menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk meningkatkan kepercayaan global, sekaligus membuktikan kredibilitas Indonesia untuk menjadi negara maju.
“Posisi Indonesia semakin dihargai dan dihormati dalam lingkup internasional karena Indonesia menghadirkan kepastian dan supply chain reliability, selama pandemi, supply chain kita tetap berjalan,” kata Airlangga.
Dia menyoroti posisi Indonesia yang kini semakin diperhitungkan di mata internasional, sehingga Indonesia harus lebih berani mengambil kebijakan. Salah satunya adalah hilirisasi sumber daya alam (SDA).
“Ini menambah nilai tambah ekspor nikel sebesar USD33 miliar di 2022 atau Rp514 triliun,” pungkasnya.