HOLOPIS.COM, JAKARTA – Nasib tak mujur tengah melanda seorang perempuan pengguna akun Twitter @goyaaeo. Ia menceritakan pengalaman buruknya saat naik Kereta Api Indonesia (KAI) Tawang Jaya Premium Eksekutif 1 dengan nomor kursi 10A, dimana ia harus kehilangan tas bersama iPad yang ada di dalamnya.

Kronologi itu ia ceritakan di akun Twitter pribadinya pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023. Yang mana ia mengalami peristiwa itu saat melakukan perjalanan jalur kereta dengan rute Stasiun Semarang Poncol – Pasar Senen Jakarta.

“Selamat malam, @KAI121 hari ini saya mengalami pencurian barang berupa iPad di dalam kereta tawang jaya premium eksekutif 1 10A dengan waktu perjalanan di 21.46-04.17,” tulis @goyaaeo dikutip Holopis.com, Minggu (16/10).

Dalam penjelasannya, ia mengatakan bahwa tas yang berisi iPad diletakkan di bagian kaki atau depan kursi, kemudian ia tertidur di dalam kereta. Nahas, saat bangun ternyata barang berharganya itu sudah raib.

“Saya menaruh iPad di dalam tas di bawah kaki saya dan sempat saya tinggal tidur. Setelah saya bangun, saya mengecek tas dan iPad saya sudah hilang,” ujarnya.

Saat memahami situasi buruk itu menimpanya, ia pun langsung menghubungi kondektur agar dilakukan pengecekan CCTV yang ada di dalam gerbong. Ini adalah salah satu momentum kecewanya dengan buruknya pelayanan aduan pelanggan on the spot yang dimiliki oleh PT KAI.

“Setelah saya menghubungi kondektur untuk melakukan pengecekan cctv, beliau bilang bahwa cctv hanya bisa diakses setelah kereta sampai di tujuan akhir, Pasar Senen,” jelasnya.

Sayangnya, saat perjalanan itu ternyata ia bukan satu-satunya korban. Ada juga salah satu penumpang yang juga ada di gerbong yang sama mengalami hal serupa. Korban tersebut kaya Goy kehilangan 1 unit laptop.

“Setelah beberapa menit, ternyata salah satu penumpang di dalam gerbong yang sama juga kehilangan 1 unit laptop yang sebelumnya ditaruh di dalam tas laptop di dekat kaki dengan nomor kursi 13D,” lanjutnya.

Karena sudah ada dua orang korban, ia pun mencoba meminta lagi kepada kondektur untuk melakukan pengecekan rekaman CCTV. Hasilnya pun sama saja dengan jawaban awal, bahwa rekaman CCTV tersebut hanya bisa diakses setelah kereta sampai di stasiun tujuan akhir, yakni di Stasiun Pasar Senen.

Merasa percuma meminta akses rekaman CCTV itu, Goy pun akhirnya memproses kasus dengan menghubungi call center PT KAI berharap ada jawaban lain sehingga upaya pencarian barang berharganya bisa lebih efektif, berhubung kereta masih dalam perjalanan, sehingga mana tahu pelaku masih ada di dalam gerbong kereta. Dan ternyata, hasilnya pun sama saja, ia dan korban lain harus menunggu kereta sampai di stasiun tujuan akhir.

“Setelah berada di tujuan akhir, kami langsung menuju ke kantor dan membuat laporan secara langsung serta laporan melalui telepon ke 121. Laporan memang diterima, tapi ‘janji’ cctv dapat dibuka setelah kami tiba di tujuan akhir tidak dapat dilaksakan,” jelasnya.

Baca juga selengkapnya di halaman kedua.