HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, bahwa Indonesia berkomitmen kuat untuk bergabung menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Hal ini ia sampaikan ketika menghadiri langsung undangan gelaran OECD Council Meeting yang berlangsung di kota Paris, Perancis, pada Selasa (10/10) kemarin.
Dalam gelaran tersebut, Sri Mulyani menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan negara-negara anggota OECD terkait standar-standar organisasi tersebut. Ia juga menjawab pertanyaan seputar isu terkini, mulai dari pemilu, kesenjangan, iklim, korupsi, hingga kemiskinan.
“Saya yakinkan, komitmen Indonesia dalam menjadi anggota OECD sangatlah bulat,” katanya sebagaimana dikutip Holopis.com dari unggahan di akun Instagram pribadinya @smindrawati, Rabu (11/10).
Bendahara negara itu menekankan, bahwa hubungan Indonesia dengan OECD sudah terjalin sejak lama, mengingat Kantor OECD untuk Asia Tenggara yang berada di Jakarta, telah dibuka sejak tahun 2015.
Indonesia, kata Sri Mulyani, juga terus aktif mendukung OECD Southeast Asia regional program yang berjalan sejak 2014, bahkan menjadi Co-Chair pertama bersama dengan Jepang. Sehingga, Indonesia sudah sangat mengenal nilai-nilai OECD.
“Saya yakin, keanggotaan ini akan mengokohkan pondasi perekonomian, pemerintahan, serta kapasitas institusional kita dalam rangka menjadi negara berpenghasilan tinggi serta menjadi peserta yang baik dalam komunitas global,” tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.
Sebagai informasi, negara anggota OECD memang akan mendapat sejumlah benefit. Salah satunya yakni memperoleh data OECD yang dapat digunakan untuk menganalisa dan memantau kebijakan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang telah dijalankan.
Selain itu, negara anggota juga dapat memanfaatkan sumber milik OECD, seperti hasil analisis Sekretariat OECD. Analisis ini biasanya berisi kondisi ekonomi global secara keseluruhan, yang sejatinya sulit dibuat oleh satu negara saja.
Status keanggotaan OECD juga dapat menarik minat investasi asing atau foreign direct investment (FDI). Sebab, sejumlah organisasi internasional mensyaratkan keanggotaan OECD untuk berinvestasi di suatu negara.
“Keanggotaan Indonesia ini selain akan membuat Indonesia makin baik, juga akan membawa dampak positif bagi OECD,” tutup Sri Mulyani.