HOLOPIS.COM, JAKARTA – General Manager Retail Fundraising Wakaf Dompet Dhuafa, Bobby P Manullang menyampaikan, bahwa saat ini sudah saatnya kegiatan wakaf lebih dimudahkan. Salah satunya adalah dengan keberadaan program CWLS (Cash Waqf Linked Sukuk) yang dijalankan oleh Kementerian Keuangan bersama dengan Dompet Dhuafa.
Tinggal saat ini menurut Bobby, adalah bagaimana melakukan literasi yang baik kepada para wakif agar bisa terakses dengan platform wakaf tersebut. Tentu juga dibarengi dengan peningkatan kesadaran mereka.
“Pola Finansial dan literasi wakaf bagi milenial harus terus dimasifkan, seiring kemudahan berwakaf dan pengelolaan wakaf yang telah mencapai kemajuannya,” kata Bobby dalam diskusi bertemakan ‘Milenial Berwakaf : Cerdas Spiritual, Cerdas Finansial’ yang diselenggarakan di Graha Sawala, Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (11/10) seperti dikutip Holopis.com.
Ia juga menyampaikan terima kasih atas hadirnya CWLS, sebab ini merupakan bukti bagaimana negara melalui instrumen pemerintahannya memberikan ruang untuk mengakselerasi program wakaf di Indonesia.
“CWLS merupakan sebuah bukti bahwa pemerintah melalui Kemenkeu, BI, KNEKS, OJK dan lain-lain menaruh perhatian khusus untuk mengembangkan potensi wakaf melalui instrumen keuangan negara,” ujarnya.
Hasil dari dana wakaf yang dikelola oleh Dompet Dhuafa sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Mulai dari akses kesehatan dan sebagainya.
“Sebagai contoh, Rumah Sakit Mata Achmad Wardi yang merupakan aset wakaf Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan dikelola secara profesional oleh Dompet Dhuafa dengan pendanaan berbasis CWLS dari bank-bank syariah, sehingga menjadi lebih produktif dan bermanfaat bagi para mauquf alaih,” papar Bobby.
Selain gencar dengan gerakan Sejuta Wakif, Bobby juga memaparkan bahwa Dompet Dhuafa akan terus mengajak peran serta seluruh elemen masyarakat untuk bergotong royong untuk merampungkan Pesantren Tahfidz Green Lido, yang berdiri di atas lahan wakaf seluas 2,6 hektar di daerah Lido, Sukabumi. Proses belajar menghafal Al Quran di E-Tahfidz School Dompet Dhuafa menjadi gambaran program belajar di Pesantren Tahfidz Green Lido nanti. Pesantren terpadu ini ditargetkan melahirkan penghafal Quran yang berkompetensi menjadi dai dan pemimpin umat.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah menjelaskan bahwa instansinya juga turut terlibat dalam pengembangan wakaf melalui penerbitan instrumen Sukuk Wakaf yaitu Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS).
“CWLS adalah produk investasi SBSN yang disediakan sebagai alternatif investasi bagi Nazhir (Lembaga yang mengelola wakaf) dalam mengelola wakaf uang dan dana sosial lainnya sebagai upaya mendukung program pemberdayaan ekonomi umat dan kegiatan sosial kemasyarakatan,” papar Dwi Irianti.
Kemudian, ia juga menggugah literasi bagi kaum mudah bahwa berwakaf bagi mereka tidak hanya sekadar mengeluarkan uang saja. Akan tetapi menjadi campaigner untuk masyarakat bisa melakukan wakaf juga bagian dari gerakan positif itu.
“Bagi anak-anak muda tidak harus mengeluarkan uang untuk berwakaf, tapi dengan cara yang kreatif dan spiritual. Kalian bisa menjadi agent chance yang menginformasikan berbagai hal, terutama instrumen-instrumen yang juga diterbitkan oleh pemerintah dalam hal ini oleh kementerian keuangan lebih fokusnya lagi oleh DJPPR yang berupa Cash Waqf Linked Sukuk,” ujarnya.
Menurutnya, generasi muda bisa membuat konten-konten mengenai instrumen Sukuk Wakaf yang diterbitkan Pemerintah. Opsi lainnya, generasi muda bisa membuat klub atau komunitas yang di dalamnya membahas mengenai bagaimana cara melakukan wakaf yang cerdas kepada masyarakat.
“Adik-adik semuanya dengan membuat konten-konten yang bisa mengajak masyarakat untuk melakukan wakaf yang cerdas, dengan demikian kalian bisa membuat amal jariyah tanpa harus mengeluarkan dana,” tandas Dwi.