JAKARTA, HOLOPIS.COM Dalam upaya peningkatan ekonomi nasional, Presiden Joko Widodo membeberkan tiga strategi besar. Tiga strategi tersebut antara lain ; hilirisasi industri, digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta ekonomi hijau.

Berkaitan dengan hilirisasi industri, Presiden menjelaskan hilirisasi sudah dimulai dengan menghentikan ekspor bahan mentah sejumlah komoditas. Menurutnya, ke depan ekspor bahan mentah lain seperti nikel, bauksit, emas, tembaga, kelapa sawit, hingga turunannya dapat berubah menjadi ekspor barang setengah jadi atau lebih baik lagi apabila bisa menjadi barang jadi.

“Saya kira ekspor kita, ekspor besi baja kita dalam setengah tahun ini saja sudah berada di angka kurang lebih USD10,5 miliar,” ucap Presiden di hadapan para ekonom saat memberikan sambutan dalam kegiatan Peresmian Pembukaan Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Kamis (26/8).

Kemudian, strategi besar kedua yaitu digitalisasi UMKM. Hingga saat ini sebanyak 15,5 juta UMKM telah masuk ke dalam platform digital dan lokapasar.

Presiden mengatakan, transformasi ini akan terus didorong agar makin banyak UMKM masuk ke dalam platform digital.

“Kita memiliki kurang lebih 60-an juta UMKM yang semuanya akan kita dorong agar masuk ke platform-platform digital, baik yang berada di daerah, nasional, maupun agar bisa juga masuk ke platform-platform global,” terangnya.

Selanjutnya, Presiden juga menuturkan, bahwa strategi besar lain yaitu berkaitan dengan ekonomi hijau. Pemerintah berencana membangun Green Industrial Park dengan produk keluaran produk hijau dengan pemakaian energi menggunakan energi baru terbarukan, energi hijau.

Presiden berharap, ke depan produk hijau yang dihasilkan dari ekonomi hijau akan menjadi sebuah kekuatan besar Indonesia.

“Kita tahu semuanya bahwa masa depan produk-produk hijau itu sangat-sangat menjanjikan dan kita memiliki kesempatan yang besar dalam hal ini,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menyinggung mengenai reformasi struktural yaitu adanya Undang-Undang Cipta Kerja yang muaranya untuk membangun sebuah kecepatan. Pemerintah juga telah membuat sistem perizinan elektronik Online Single Submission (OSS) guna memberikan kemudahan dan kecepatan dalam hal perizinan bagi UMKM.

Menurut Presiden, melalui OSS ini UMKM bisa membuat Nomor Induk Berusaha (NIB) di mana saja dengan waktu yang lebih cepat.

“Sehingga usaha-usaha kecil, usaha-usaha mikro kita semuanya bisa menjadi sebuah usaha yang memiliki NIB dan itu akan memudahkan mereka untuk mengakses ke perbankan,” tambah Presiden.

Selain itu, Kepala Negara juga menyampaikan mengenai Program Mekaar yang merupakan pinjaman bagi usaha mikro dan telah ada sejak tahun 2016. Program Mekaar sendiri adalah program pembiayaan dan pendampingan yang diberikan oleh pemerintah secara group lending kepada kelompok ibu-ibu prasejahtera.

Saat ini, nasabah dari Program Mekaar mencapai 10,8 juta nasabah melebihi nasabah Grameen Bank sekitar 6 juta nasabah.

“Ini sebuah lompatan yang sangat cepat sekali yang kita harapkan ini akan memberikan dampak kenaikan tingkat pada usaha-usaha mikro di Tanah Air,” ujarnya.