HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pendiri Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti menyayangkan ada statemen Presiden Joko Widodo di muka umum yang menyebut bahwa dirinya mengetahui semua arah pergerakan politik semua partai politik yang ada di Indonesia.
Menurutnya, statemen Presiden semacam ini justru memberikan citra negatif kepada negara melalui instrumen pemerintahannya.
“Terus terang saya miris mendengar pernyataan Pak Jokowi,” kata Ray dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (17/9).
Bagi dia, statemen Presiden Jokowi justru membuat masyarakat luas termasuk dirinya melihat, bahwa kepala negara tersebut sedang menggunakan instrumen intelijen negara secara kurang tepat.
“Itu kan salah satu bentuk pemanfaatan yang tidak tepat dari lembaga-lembaga negara,” ujarnya.
Seharusnya, informasi-informasi yang krusial itu disampaikan Jokowi dalam konteks geo politik internasional. Misalnya adanya upaya atau operasi negara asing terhadap Indonesia yang bisa mengancam stabilitas nasional.
Bukan malah menggunakan intelijen untuk melakukan operasi spying terhadap bangsanya sendiri, khususnya partai politik.
“Katanya sekarang Ketua Umum partai yang diintelin,” celetuknya.
Sebelumnya diketahui Sobat Holopis, bahwa Presiden Jokowi mengungkapkan dirinya memegang seluruh informasi penting yang berkaitan dengan para partai politik peserta Pemilu 2024 mendatang.
Dalam sebuah acara Seknas Relawan Jokowi di Bogor, Jawa Barat, Jokowi pun menegaskan, bahwa data tersebut didapatkannya dari intelijen negara yang dimilikinya secara khusus.
“Informasi yang saya terima komplit, dari intelijen saya ada, BIN, dari intelijen di Polri, ada. Dari intelijen di TNI, saya punya, BAIS,” ungkap Jokowi dalam pernyataannya, Sabtu (16/9).
Informasi yang diklaim sahih tersebut diungkapkan Jokowi, berisi seluruh data penting, termasuk arah dan tujuan seluruh partai politik di Pemilu nanti.
“Saya tahu dalemnya partai seperti apa saya tahu, partai-partai seperti apa saya tahu. Pengen mereka menuju ke mana saya tahu,” tegasnya.
Tak hanya itu, Jokowi pun mengaku memiliki seluruh data pendukung yang digunakan para kandidat peserta pemilu yang diklaim hanya dimiliki dirinya seorang.
“Angka, data, survei, semuanya ada. Dan itu hanya miliknya presiden. Dia langsung ke saya,” tegasnya.