HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) terus melakukan berbagai upaya untuk menekan harga beras, salah satunya dengan memperluas cakupan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya melalui Perum Bulog akan menggelontorkan sebanyak 4.500 ton beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

“Tahap awal, Bulog akan mengirimkan total 4.500 ton ke PIBC. (Sebanyak) 1.500 ton ke 50 pedagang terferifikasi dan sebanyak 3.000 ton dikirim ke gudang Food Station BUMD DKI di PIBC,” kata Arief dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com, Jumat (15/9).

“Hari ini kita gelontorkan kepada 50 pedagang pertama yang datanya sudah diverifikasi oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi DKI Jakarta. Pedagang tersebut mendapatkan masing-masing 30 ton.” tambahnya.

Dia mengatakan, digelontorkannya ribuan ton beras tersebut adalah untuk membanjiri pasar, sekaligus menekan lonjakan inflasi akibat harga beras yang terus melambung naik.

“Dengan dibanjirinya PIBC dengan beras SPHP ini diharapkan dapat menurunkan harga beras kembali.” ujarnya.

Arief memastikan, ribuan ton beras SPHP itu akan dijual sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni maksimal Rp10.900 per kilogram (kg).

“Seluruh toko yang menjual beras SPHP Bulog wajib memasang spanduk informasi harga, sehingga masyarakat mudah dan cepat memperoleh informasi mengenai peredaran beras tersebut di pasaran,” tegasnya.

Lebih lanjut, Arief meminta semua pihak untuk turut mengawasi penyaluran beras SPHP ini, agar harganya sesuai dengan HET yang telah ditetapkan.

“Tentunya bersama Satgas Pangan Polri kita memastikan penyaluran beras SPHP terdistribusi sampai pasar-pasar turunan dengan baik. Saya juga mengajak semua pihak untuk sama-sama mengawasi, jika ada hal-hal yang menyimpang dan tidak sesuai harap melaporkan ke kami atau satgas pangan sehingga pendistribusian beras ini benar-benar tepat sasaran, dan dampaknya mampu menahan lonjakan harga beras sehingga kembali stabil.” ungkap Arief.