HOLOPIS.COM, JAKARTA – Para guru di Korea Selatan melakukan aksi unjuk rasa sebagai protes atas perundungan yang dilakukan oleh para orang tua siswa yang menyebabkan beberapa rekannya bunuh diri.
Mereka menuntut perlindungan yang lebih baik bagi para guru di tengah meningkatnya kemarahan atas perlakuan buruk terhadap staf pengajar, termasuk tuduhan pelecehan anak yang didapatkan akibat tindakan pendisiplinan siswa.
Diperkirakan terdapat sekitar 15.000 guru yang mengenakan pakaian hitam menghadiri demo pada hari Senin (4/9) di luar majelis nasional di ibu kota, Seoul.
Gerakan tersebut dipicu oleh kematian seorang guru sekolah dasar berusia 23 tahun pada bulan Juli lalu yang ditemukan tewas di sekolah tempatnya mengajar di Seoul karena bunuh diri setelah dilaporkan telah mengungkapkan kecemasannya akibat keluhan dari orang tua murid yang melakukan kekerasan.
Senin (4/9) menandai hari ke-49 sejak kematian guru tersebut, hari penting dalam upacara pemakaman menurut banyak tradisi Buddha.
“Kami akan melindungi mereka (para guru) dan melakukan perubahan sehingga tidak ada satu guru pun yang memilih untuk bunuh diri,” ujar Everyone Together As One, kelompok yang memimpin protes para guru, seperti dikutip Holopis.com, Senin (4/9).
Tercatat pada bulan Juni, terdapat 100 guru sekolah yang meninggal karena bunuh diri di Korea Selatan sejak tahun 2018 dan 57 di antaranya merupakan guru sekolah dasar, menurut data pemerintah.