HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memangkas target penerimaan bea keluar pada tahun 2024 mendatang sebesar 11,5 persen, dari yang semula Rp19,8 triliun menjadi Rp17,5 triliun.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara menjelaskan bahwa pemangkasan target tersebut merupakan imbas dari hilirisasi berbagai komoditas sumber daya alam (SDA).
Sebab seperti diketahui, maka ekspor komoditas dalam bentuk mentah akan berkurang dengan adanya hilirisasi, sehingga akan berdampak pada setoran bea keluar.
“Karena kita mendukung hilirisasi SDA, kita mendorong supaya SDA Indonesia diproduksi lebih lanjut di Indonesia sehingga bea keluar kita proyeksikan menurun sebesar 11,5%,” ujar Suahasil dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (3/9).
Adapun untuk penerimaan bea keluar pada tahun 2023 ini diproyeksikan bakal mengalami kontraksi sebesar 50,3 persen.
Hal itu karena moderasi harga komoditas utama dunia terutama crude palm oil (CPO), penurunan volume ekspor mineral, dan penyesuaian tarif bea keluar produk mineral seiring dengan kemajuan hilirisasi SDA.
Ke depan, lanjut Suahasil, kebijakan terkait bea keluar akan disinergikan dengan kebijakan hilirisasi SDA sebagai bentuk implementasi amanat Undang-Undang Minerba, serta memberikan nilai tambah dan faktor pengganda bagi perekonomian nasional.