HOLOPIS.COM, JAKARTA – Seniman dan budayawan Sudjiwo Tedjo memberikan alasan mengapa dirinya harus membentak dan mengusir peserta Jagong Gayeng bersama Sudjiwo Tedjo yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

Menurutnya, semua orang harus bisa menghargai orang lain ketika sedang menyampaikan sesuatu. Jangan malah asyik ngobrol sendiri.

“Sekali lagi, bukan karena aku penting, nek gak gelem ngrungokno, metu (kalau nggak mau mendengarkan, keluar),” kata Sudjiwo Tedjo dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (23/8).

Ia memang merasa tidak nyaman dan terhina ketika sedang berbicara maupun pentas, ada orang lain yang asyik dengan urusannya sendiri.

“Setiap orang punya urusan. Nek ngene (kalau gini -tenang, kan enak) kan enak. Tadi aku nyanyi masih ada nggeremeng-nggeremeng. Nggak hargai kesenian,” ujarnya.

Diterangkan Sudjiwo Tedjo, bahwa kesenian adalah sesuatu yang sakral baginya. Ketika kesakralan itu sedang dilakukan, maka ia berharap orang-orang yang ingin menikmati bisa memberikan penghormatan, setidaknya tidak beraktifitas lain yang bisa mengganggu.

“Gimana kita mau maju, mbok sampai 2045 nggak, kalau kita nggak ngehargai kesenian. Kesenian itu sembahyangku. Sorry-sorry,” pungkasnya.

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa acara tersebut diselenggarakan oleh Pemkab Bojonegoro. Acara itu diberi nama Jagong Gayeng Bersama Sudjiwo Tedjo dengan teman “Budaya Rasa Malu Handarbeni” yang dilangsungkan di halaman pendopo Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu 19 Agustus 2023.

Di acara itu, Mbah Tedjo (panggilan akrab Sudjiwo Tedjo) meminta agar salah satu peserta yang asyik ngobrol sendiri untuk keluar dari area acara. Bahkan ia sampai meminta dengan nada yang sangat kencang.

“Yang belakang jangan ngobrol, kalau ngobrol mending keluar, mending keluar. Mending kalian keluar daripada aku terganggu,” bentak Mbah Tedjo.