HOLOPIS.COM, JAKARTA – Turun hingga level terendah pada tahun 2022, tingkat kesuburan masyarakat China terus terguncang. Ironisnya, hal ini terjadi ketika pemerintah tengah berusaha meningkatkan jumlah kelahiran yang semakin menurun.
Tingkat kesuburan China pada tahun lalu diketahui hanya 1,09 kelahiran per 1.000 orang penduduk, hal ini diungkapkan oleh National Business Daily, pada Selasa (15/8) kemarin. Data tersebut sekaligus menempatkan negeri “tirai bambu” itu sebagai negara yang memiliki tingkat kesuburan terendah di antara negara lainnya dengan populasi lebih dari 100 juta.
Berdasarkan informasi berbagai sumber yang berhasil dirangkumkan Holopis.com, Rabu (16/8), tingkat kesuburan China bahkan menjadi salah satu yang terendah di dunia, dengan negara lainnya seperti Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura.
Untuk mengatasi penurunan populasi pertama di negaranya dalam enam dekade terakhir, Presiden Xi Jinping mencoba berbagai langkah untuk menaikkan angka kelahiran. Adapun langkah-langkah yang dilakukan seperti, memberikan insentif keuangan dan fasilitas untuk pengasuhan anak yang lebih baik.
Tak hanya itu, pemerintah Xi juga mengatakan bahwa akan fokus pada pendidikan, sains, dan teknologi guna meningkatkan kualitas populasi. Selain itu, tingkat kesuburan juga akan berusaha dipertahankan pada level “sedang” agar pertumbuhan ekonomi di masa depan bisa terjamin.
Perlu diketahui, menurunnya angka kelahiran ini juga terjadi bersamaan dengan meningkatkannya populasi orang tua. Alhasil, kondisi tersebut membuat China kekurangan tenaga kerja dengan usia produktif.
Menurunnya angka kelahiran ini juga diketahui lantaran, banyak wanita di China jauh lebih memilih untuk tak memiliki anak, karena biaya mengasuh anak yang tinggi. Wanita-wanita di China juga enggan meninggalkan karirnya untuk fokus merawat anak.