JAKARTA, HOLOPIS.COM – Badan Nasional Penangulangan Teroris (BNPT) mengklaim bahwa ada pihak tertentu di dalam negeri yang memanfaatkan isu konflik Afghanistan untuk kepentingan tertentu.
Kepala BNPT, Boy Rafli Amar pun mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak salah dalam berikan rasa simpati terhadap konflik tersebut. Masyarakat diminta lebih bijak lagi dalam mencerna konflik di luar negeri tersebut.
Karena dengan adanya masalah tersebut, bukan tidak mungkin ada kelompok yang berusaha menggalang simpatisan, kata Boy dalam keterangan tertulis, Jumat (20/8).
“Tentunya kita harus hati-hati dalam menyikapi perkembangan yang terjadi di Afghanistan, yang dilanda konflik berkepanjangan itu. Jangan sampai masyarakat salah bersimpati, karena berdasarkan pemantauan kami ada pihak-pihak tertentu yang berusaha menggalang simpatisan atas isu Taliban. Ini sedang kita cermati,” tambahnya.
Boy juga tekankan masyarakat agar bijak dan tetap sadar bahwa apa yang terjadi di Afghanistan merupakan persoalan dalam negeri Afghanistan itu sendiri. Masalah pergerakan yang terjadi di negara tersebut adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi di Indonesia.
“Jangan sampai masyarakat terpengaruh masuk ke dalam aksi-aksi yang tidak perlu. Karena kita adalah negara yang memiliki ideologi dan konstitusi yang mewajibkan kita untuk bela negara sendiri, bukan bela negara lain,” tegas lulusan Akabri tahun 1988.
Menyinggung kemungkinan pengaruh pergerakan Taliban dengan kelompok jaringan terorisme Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) di Indonesia, Kepala BNPT melihat Taliban tidak ada afiliasi dengan ISIS. Namun demikian Taliban dalam pergerakannya terjebak dalam perbuatan kekerasan yang dalam terminologi hukum disebut sebagai perbuatan teror.
“Selama berupaya meraih kekuasaan, Taliban melakukan kekerasan. Itu yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Taliban jangan dijadikan role model bagi anak muda karena bertentangan dengan falsafah dan ideologi kita, Pancasila,” pungkasnya.