HOLOPIS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini, Badan Pangan Singapura (SFA) memerintahkan penarikan telur yang diimpor dari peternakan Ukraina. Pasalnya, terdapat bakteri Salmonella Enteritidis pada telur-telur tersebut. Adapun disampaikan langsung oleh SFA bahwa telur yang terkena dampak bakteri dapat diidentifikasi dengan cap CEUA001, pada Kamis (10/8).
Akibat hal ini, SFA harus menangguhkan peternakan Ukraina LCC Yasensvit yang adalah eksportir telur ke Singapura. Penangguhan baru akan dicabut ketika perusahaan tersebut telah memperbaiki masalah kontaminasi bakteri Salmonella Enteritidis.
Selain itu, Badan Pangan Singapura juga menambahkan bahwa importir diminta manahan atau menarik kembali telur-telur yang terkena dampak. Hal ini dilakukan SFA sebagai upaya pencegahan, lebih banyak masyarakat yang terinfeksi bakteri Salmonella.
Perlu diketahui, berdasarkan informasi dari berbagai sumber yang diperoleh Holopis.com. Salmonella merupakan jenis bakteri yang secara alami terdapat dalam usus hewan, dan dapat ditemukan pada makanan seperti daging mentah, produk susu mentah, unggas, dan telur. Bakteri ini dapat menyebar ke manusia melalui konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Salmonella Enteritidis dapat berisiko tinggi menyebabkan penyakit bawaan makanan, bila dikonsumsi mentah atau kurang matang. Adapun gejala-gejala dari infeksi bakteri yang satu ini ialah diare, sakit perut, demam, mual, dan muntah.
Biasanya, infeksi bakteri Salmonella ini akan mereda dalam waktu satu minggu pada kebanyakan orang. Namun, bagi orang tua dan anak kecil infeksinya dapat berdampak serius lantaran sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Badan Pangan Singapura juga telah menghimbau warganya yang telah membeli telur, agar memasaknya hingga matang secara merata sebelum dikonsumsi. Dan bagi masyarakat yang telah mengkonsumsi telur-telur tersebut serta merasakan gejala tak sehat, maka perlu untuk segera mencari pertolongan medis.